Sungai di Banjarmasin Sangat Memprihatinkan

Hasil terparah adalah escherichia coli. Penyebabnya, lagi-lagi limbah domestik warga Banjarmasin yang masih menggunakan jamban.
E Coli berkembang-biak di usus besar manusia. Tingkat pencemaran E Coli ke sungai selaras dengan masih banyaknya toilet apung.
Bagi kesehatan, E Coli menyebabkan diare. Ketentuan standar kandungan bakteri E Coli sebesar 100 mpn (most probable number) per 100 mm (millimeter).
Namun, kandungan bakteri E Coli sungai di Banjarmasin sudah jauh di atas ambang standar, bahkan mencapai belasan ribu mpn.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina optimistis pencemaran air sungai di Banjarmasin bisa diminimalisasi.
Satu-satunya cara adalah dengan memindahkan jamban yang ada di sungai. Dengan begitu penyumbang E Coli dapat ditekan.
Meski demikian, tetap ada kendala untuk menekan angka pencemaran sungai di Banjarmasin.
Sebab, lanjutnya, wilayah Banjarmasin merupakan hilir sungai.
Kondisi sungai di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sudah dalam kategori gawat. Dari hasil penelitian batas aman air sungai sudah di ambang batas
- Warga Kotim Diserang Buaya 4 Meter saat Berwudu di Sungai
- Hilang 5 Hari di Sungai, Ibu Ini Ditemukan Selamat
- Mau Mandi di Sungai, Warga Temukan Meriam
- H-5 Lebaran, Sungai Musi Mengalami Pasang Setinggi 3,4 Meter
- Lihat, 2 Menteri Kabinet Merah Putih Monitoring Pencemaran Sungai Ciujung di Banten
- Menteri LH Hanif Faisol Terjun Langsung Bersihkan Sampah di Kali Cipinang