Survei LSI Soal Opini Publik Kasus Hasto, Ini Kata Pakar Komunikasi Politik

Angka 77 persen itu rupanya didapat dari 38 persen responden yang melek kasus suap pergantian antarwaktu Harun Masiku.
Emrus mengatakan LSI seharusnya membuat survei yang mengungkap fakta, bukan menggiring opini publik terhadap seseorang.
"Kalau menurut saya, ini (survei LSI, red) mengarah ke trial by the press. Asas praduga tak bersalah atau apalah bahasanya. Seperti itu," ujarnya.
Emrus pun meminta para lembaga survei kembali ke kaidah filosofis ilmu pengetahuan yang dibangun dalam tiga fondasi, yakni ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Ontologi adalah objek yang dikaji. Epistimologi cara atau metodologi memperoleh ilmu, serta aksiologi merupakan penerapan pengetahuan.
"Jadi dalam filosofi ilmu, ini (survei LSI soal opini Hasto Korupsi, red) tak cukup hanya ontologi dan epistemologi saja. Harus kepada aksiologi, apakah baik atau tidak bagi kemanusiaan. Apakah manusiawi atau tidak," kata dia.
Emrus pun mempersoalkan penerapan aksiologi di survei LSI berkaitan dengan opini publik soal keterlibatan Hasto di kasus Harun Masiku.
"Artinya, saya berpendapat, survei yang mengatakan orang percaya bahwa Hasto korupsi atau tidak, itu menabrak kaidah aksiologi ilmu pengetahuan," ungkap dia.
Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing menilai survei terbaru LSI tidak memerhatikan sisi kemanusiaan. Temuan apa itu?
- Sentil Perlakuan KPK terhadap Agustiani Tio, Hasto: Ini Tidak Manusiawi!
- Pengacara Sebut Keterangan Saksi Tak Ungkap Uang Suap dari Hasto
- Febri Sebut Tak Ada Saksi yang Bilang Uang Suap Berasal dari Hasto
- 7 Saksi dari JPU Tak Bisa Buktikan Kesalahan Hasto, Maqdir Bilang Begini
- Perintah Ibu Terdengar dalam Sidang Hasto, Ronny: Bukan Bu Mega
- Berbelasungkawa Meninggalnya Paus Fransiskus, Hasto: Beliau Tokoh Perdamaian Dunia