Susah Tidur Berhubungan dengan Ukuran Otak

Susah Tidur Berhubungan dengan Ukuran Otak
Susah Tidur Berhubungan dengan Ukuran Otak

jpnn.com - KURANG tidur, baik kurang lama maupun kurang berkualitas, selalu dikaitkan dengan gangguan kesehatan.

Kini, para ilmuwan mengkaitkannya pula dengan ukuran otak. Orang-orang yang susah tidur cenderung memiliki otak yang lebih kecil.

Temuan ini terungkap saat para ilmuwan melakukan pengamatan pada sejumlah veteran perang teluk. Hasil pengamatan menunjukkan, ukuran otak pada bagian tertentu tampak lebih kecil pada para responden dengan gangguan tidur dibandingkan pada responden yang tidurnya baik-baik saja.

"Orang-orang mengabaikan pentingnya tidur. Banyak hal yang dianggap lebih penting daripada menambah sedikit saja waktu tidurnya," kata peneliti, Linda L Chao, seperti dilansir Dailymail, Minggu (11/5).

Chao mengatakan, hasil penelitiannya akan membuat orang-orang tidak berani lagi mengabaikan pentingnya tidur yang cukup. Dengan menggunakan teknologi MRI (Magnetic Resonance Imaging), Chao menemukan perbedaan ukuran otak pada bagian frontal lobe gray matter.

Dari 144 veteran yang diteliti, 40 persen mengalami masalah depresi serius dan 18 persen didiagnosis (PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). Bahkan setelah faktor tersebut diperhitungkan, hubungan antara kualitas tidur dengan ukuran otak tetap teramati.

Meski penelitian tersebut dilakukan pada veteran perang, Chao meyakini hasil yang sama juga akan teramati pada populasi manusia secara umum. Ia pun belum memastikan bagaimana keduanya bisa saling berhubungan. Masing-masing bisa saling mempengaruhi.

"Kita tahu ada hubungannya. Kita tidak tahu mana yang lebih dulu ada," kata Michael Breus, psikolog klinis dari Arizona. (fny/jpnn)


KURANG tidur, baik kurang lama maupun kurang berkualitas, selalu dikaitkan dengan gangguan kesehatan. Kini, para ilmuwan mengkaitkannya pula dengan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News