Susi ART Ferdy Sambo Mendiskreditkan Brigadir Yosua, Reza Indragiri: Menyedihkan

Susi ART Ferdy Sambo Mendiskreditkan Brigadir Yosua, Reza Indragiri: Menyedihkan
Pakar psikologi forensik sekaligus anggota Pusat Kajian Asesmen Warga Binaan Pemasyarakatan, Poltekip Kemenkumham Reza Indragiri Amriel soal kesaksian ART Ferdy Sambo. Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

Fairness pertama, kata Reza, tidak mungkin ada manusia yang isinya sampah semua. Termasuk Yosua yang menjadi korban dugaan pembunuhan berencana oleh Ferdy Sambo Cs.

Jadi, setelah Yosua dilukiskan sebagai manusia dengan sifat-sifat negatif, bolehlah para saksi dan ahli juga dikondisikan untuk tidak bias dan tidak lalai menjabarkan sifat-sifat positif almarhum.

"Pasti ada. Kecuali jika saksi diajari untuk lupa," kata pria yang pernah mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK/PTIK) itu.

Fairness kedua, lanjutnya, karena sudah ada victim profiling beraroma profil kriminal tentang Yosua, maka bolehlah di ruang sidang itu juga disodorkan criminal profiling tentang Ferdy Sambo dan Putri Candrawati.

Reza menyebut Polri butuh criminal profiling itu. Yakni, agar paham dinamika kehidupan Ferdy Sambo lalu mencegah para perwira tinggi menjadi Sambo-Sambo baru.

"Masyarakat juga bisa menggunakan criminal profiling itu untuk mewaspadai orang-orang dengan ciri-ciri yang sama, sehingga bisa memperkecil risiko menjadi sasaran pembunuhan berencana," tuturnya.

Lalu soal purposefulness, Reza menyebut karena lukisan kelam tentang kepribadian Yosua itu tampaknya akan dipakai untuk menopang tuduhan kekerasan seksual, maka ahli yang membuat profiling harus bisa menjelaskan bagaimana sifat-sifat Brigadir J bisa bersimpul sedemikian rupa mendorong dirinya melakukan tindakan asusila.

Tanpa penjelasan, Reza menyebut profiling itu hanya akan menambah stigma buruk berikutnya terhadap Yosua dan keluarga besarnya.

Begini analisis Reza Indragiri soal aksi Susi ART Ferdy Sambo dan sekuriti Damson mendiskreditkan mendiang Brigadir Yosua di ruang sidang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News