Syahwat Menguasai Yerusalem Bikin Israel Tinggalkan UNESCO

jpnn.com - Israel telah menyerahkan surat pengunduran diri dari UNESCO. Langkah ini menyusul Amerika Serikat yang sudah lebih dulu hengkang dari badan PBB tersebut.
Keputusan ini disayangkan Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay. "Anggota UNESCO sejak 1949, Israel sepantasnya punya tempat di badan PBB yang didedikasikan untuk pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya," ujar Audrey, Jumat (29/12).
Lagi-lagi Kota Suci Yerusalem ada di pusat keputusan Israel ini. Selama beberapa tahun terakhir, UNESCO genjar mengkritik pendudukan Yerusalem Timur oleh Israel. Di sisi lain, Tel Aviv kesal karena UNESCO menerima Palestina sebagai anggota tetap pada 2011.
Israel dan AS baru resmi kehilangan keanggotaan mereka pada 31 Desember 2018 nanti. AS sendiri sudah menyerahkan surat pengunduran diri sejak Oktober
AS menjadikan bias anti-Israel dan kebutuhan akan reformasi fundamental di tubuh UNESCO sebagai alasan mundur.
Mei lalu UNESCO mengeluarkan resolusi yang mengkritik keras okupasi Yerusalem. Dua bulan kemudian, badan tersebut menyatakan Kota Tua Hebron di Tepi Barat sebagai situs World Heritage yang terancam.
Langkah-langkah tersebut membuat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu geram. Dia menuding UNESCO mengabaikan ikatan sejarah kaum Yahudi dengan Hebron. Politikus yang akrab disapa Bibi itu pun langsung mengumumkan pemotongan bantuan untuk PBB senilai USD 1 juta.
"Masalah semacam itu seharusnya diselesaikan di dalam UNESCO, bukan dari luar," ujar Audrey. (AlJazeera/dil/jpnn)
Tak tahan dikritik soal pendudukan Yerusalem Timur, Israel akhirnya pilih hengkang dari UNESCO
Redaktur & Reporter : Adil
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Irlandia Desak Israel segera Buka Blokade ke Gaza
- Otoritas Gaza Tuduh Israel Tangkap 360 Tenaga Kesehatan
- Dewan Pakar BPIP Djumala: KAA, Legacy Indonesia dalam Norma Politik Internasional