Tak Diawasi, Malah jadi Alat Intimidasi Petugas
Rabu, 11 November 2009 – 04:05 WIB
Pupil mata yang membesar diyakini sebagai pertanda adanya proses kerja kognitif yang lebih keras di otak. "Jika pupilnya membesar, berarti ada proses berpikir pada otak yang akan disampaikan oleh lisan," jelasnya. Istilahnya, membangun skema kognitif merekayasa di otak. "Pupil mata susah berdusta," tegasnya.
Reza menolak mengomentari saat wartawan bercerita soal pupil mata Komjen Susno Duadji yang terlihat membesar saat membaca sumpahnya di depan Komisi III DPR. "Begitu ya? Wah, saya malah tidak lihat close-up-nya. Yang jelas, ini ilmiah," katanya.
Orang yang menutupi sesuatu, kata Reza, juga akan membangun "tembok" di wajahnya saat bicara. "Misalnya, mengusap hidung, menggosok-gosok dahi, mengelus-elus dagu," ucapnya.
Jadi, siapa yang paling bisa mendeteksi kebohongan? Dengan tegas Reza menyebut: ibu! "Siapa yang berani bohong pada ibu sendiri? Bahkan, pembunuh sekaliber Syam Ahmad Sanusi (desertir marinir pembunuh bos PT Asaba yang ditembak Pomal pada Agustus 2007, Red) sebelum mati dalam pengepungan masih meminta maaf kepada ibunya," ungkapnya. (*)
Lie detector (alat pendeteksi kebohongan) sempat disinggung Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri di depan Komisi III DPR ketika menjelaskan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor