Takut Bocor, Uang untuk Bepergian Tak Diambil di Awal
Jumat, 10 Desember 2010 – 08:08 WIB
Refly jelas terpukul karena orang-orang yang berupaya menyuap hakim di MK adalah kliennya. "Kesepakatannya (dengan Mahfud), nama-nama tidak disebut jelas. Saya juga kaget mengapa disebut semuanya," ujarnya.
Nama Refly memang masuk dalam sejarah panjang di MK. Pada kurun 2003?2007 dia menjadi staf ahli di sana. Selain aktif di Centre for Electoral Reform (Cetro), dia kerap mendampingi orang-orang yang beperkara di MK. Khususnya mereka yang terlibat sengketa pilkada.
Tulisan dia di sebuah harian nasional, kata dia, dipicu oleh pernyataan Mahfud bahwa MK bersih 100 persen dari makelar kasus. "Ada rasa gemas saat mendengar pernyataan itu," katanya.
Refly mengatakan menulis itu karena kewajiban moral. Dia juga bersikukuh bahwa dirinya bisa membuktikan kalau MK tidak benar-benar bersih. Masih ada oknum di dalamnya yang terbukti bermain kendati tidak sampai kepada hakim konstitusi. "Kalau Pak Mahfud mengatakan MK bersih, MK itu siapa? MK itu hakim konstitusi atau semua karyawan, staf, yang ada di MK? Kalau MK adalah hakim konstitusi, memang itu tidak terbukti. Tapi, kalau staf dan karyawan, kita tahu sendiri akhirnya," ujarnya.
Sebulan penuh tim investigasi yang diketuai advokat Refly Harun menelusuri jejak suap yang dicurigai mengarah ke salah satu hakim di Mahkamah Konstitusi
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor