Tanah Papua Dalam Pusaran Kongres dan MPA PMKRI

Tanah Papua Dalam Pusaran Kongres dan MPA PMKRI
Ketua Presidium DPC Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Jayapura Periode 2001-2003, Hironimus Hilapok. Foto: Istimewa for JPNN.com

Papua yang kadangkala menjadi sorotan dunia Internasional juga luput dari pandangan mata PMKRI secara nasional, banyak kasus yang terjadi seperti pelanggaran HAM, busung lapar, Illegal Logging, migrasi umat katolik dan lain-lainnya. Hal-hal ini juga selalu didorong oleh teman-teman cabang dalam event-event nasional maupun regional agar menjadi perhatian bersama.

Bertolak dari hal-hal tersebut kadang muncul riak-riak kecil untuk mendirikan organisasi mahasiswa Katolik sendiri seperti apa yang dilakukan beberapa waktu lalu paska kongres PMKRI di Palembang, yang mana PMKRI cabang-cabang se-Tanah Papua mendeklarasikan diri keluar dari PMKRI secara nasional dengan nama Gerakan Mahasiswa Katolik Se-Tanah Papua (GMK Se-Papua).

Jika hal ini benar terjadi maka, akan menjadi preseden buruk bagi pergerakan mahasiswa Katolik di Indonesia dan PMKRI secara nasional kehilangan 10 cabang se-Tanah Papua.

Penutup

Sejalan dengan Visi PMKRI secara nasional yang adalah terwujudnya Keadilan Sosial, Kemanusiaan dan Persaudaraan Sejati dan misi yang begitu indah “Berjuang dengan terlibat dan berpihak pada kaum tertindas melalui kaderisasi intelektual populis yang dijiwai nilai-nilai kekatolikan untuk mewujudkan keadilan sosial, kemanusiaan dan Persaudaraan sejati”, PMKRI semestinya menjadi organisasi yang selalu mempersiapkan kader yang siap terlibat dan berpihak pada kaum tertindas dan dalam aksinya tidak memandang asal daerah atau suku.

Dalam aksinya selalu dijiwai oleh semangat tiga benang merah yaitu Intelektualitas, Kristianitas dan Fraternitas. Para kader PMKRI harus menjadi penyambung lidah rakyat yang tertindas, selalu memperjuangkan nilai-nilai kekatolikan baik yang sifatnya etika atau moral. Jika demikian harapannya kelak jika kader-kader tersebut berada di “Dunia Nyata” masing-masing mereka akan menjadi agen perubahan dan yang lebih penting selalu berguna untuk gereja dan Tanah Air (Pro Ecclesia et Patria)***

 

 

Perlu sebuah pemerataan distribusi kader PMKRI sebagai sebuah kontribusi dalam melahirkan tokoh-tokoh nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News