Tanpa Jembatan, Siswa SD ke Sekolah Seberangi Sungai

Tanpa Jembatan, Siswa SD ke Sekolah Seberangi Sungai
Siswa SD seberangi sungai untuk ke sekolah di Situbondo. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com - jpnn.com - Pergi sekolah bukanlah hal mudah untuk puluhan siswa SD di kawasan daerah terpencil di Desa Campoan, Kecamatan Mlandingan, Situbondo, Jatim.

Mereka harus menyusuri jalan setapak yang diselingi tebing curam.

Tanpa memakai sepatu, hanya beralaskan sandal mereka harus menyeberang sungai selebar 13 meter.

Para siswa ini bertaruh nyawa untuk sampai ke sekolah karena sungai tak memiliki jembatan.

Sebagian harus digendong, karena arus sungai sangat deras. Mereka harus berhati-hati saat menyeberangi sungai, karena khawatir terseret arus.

Di musim hujan, nyawa puluhan siswa itu terancam karena debit air sungai sewaktu-waktu membesar hingga 40 sampai 60 centimeter.

Akibat tak adanya jembatan, sebagian seragam sekolah siswa ini terlihat basah kuyup.

Pemerintah setempat pernah membangun jembatan di sungai Desa Campoan pada 2015 lalu.

Namun, jembatan ambrol diterjang arus sungai. Warga pun membangun jembatan alternatif dari bambu, tapi kembali hanyut terbawa air .

"Selama musim penghujan, pihak sekolah khawatir ada siswa yang terseret arus sungai. Karena itu, para guru bergantian menjaga siswa yang hendak menyebrang sungai. Jembatan ini, satu-satunya akses bagi para siswa pergi ke sekolah," ujar Ahmad Faisoli , guru SDN 1 Campoan Situbondo.

Jembatan ambrol tak hanya mengancam siswa SDN 1 Campoan ini saat pergi ke sekolah.

Pergi sekolah bukanlah hal mudah untuk puluhan siswa SD di kawasan daerah terpencil di Desa Campoan, Kecamatan Mlandingan, Situbondo, Jatim.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News