Tantangan Jokowi Lima Tahun ke Depan


Sandiaga Uno, calon wakil presiden Prabowo Subianto, mengatakan kepada ABC pada bulan Maret bahwa ia akan merevisi kesepakatan perdagangan bebas dengan Australia, dengan menekankan perlunya "untuk memastikan bahwa perdagangan menguntungkan kedua belah pihak".
"Institusi pendidikan tinggi Australia dan rumah sakit milik Australia akan menerima perlakuan istimewa untuk mendirikan cabang di Indonesia," Dr Tommy Soesmanto, seorang dosen ekonomi di Griffith University, mengatakan kepada ABC.
"Indonesia akan mendapat manfaat dari belajar dari Australia dalam hal memperkuat sektor pendidikan dan medisnya yang saat ini tertinggal di belakang standar internasional," katanya.
Kebijakan diskriminatif

Sementara itu, kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) justru sangat khawatir dan menilai masa jabatan kedua Jokowi akan mendorong diterapkannya kembali taktik otoriter untuk memberangus oposisi politik serta semakin memburuknya hak-hak minoritas termasuk komunitas LGBT.
Menurut Dr Kramer, sebagian orang Indonesia menganggap suka atau tidak, taktik otoriter kadang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan di negara serumit Indonesia.
Untuk mengatasi serangan berbasis agama terhadap petahana, kubu Jokowi sebelumnya "memasang" ulama konservatif Ma'ruf Amin sebagai wakil presidennya. Langkah ini banyak dikritik kalangan liberal yang mendukung Jokowi.
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas