Tapering The Fed di Depan Mata, Bagaimana Persiapan Indonesia?
Indikator lain, harga batu bara, minyak kelapa sawit yang melesat akibat krisis energi di China, Eropa, dan India.
"Mempengaruhi ekspektasi jangka menengah saham-saham berbasis komoditas. Dari sisi cadangan devisa pun USD 146,9 miliar per September 2021, menjadi penguat sentimen positif di pasar keuangan," ucap Bhima.
Namun, menurut Bhima, yang menjadi tantangan adalah seberapa cepat ekonomi domestik bisa pulih pascapenurunan kasus Covid-19.
Bhima menuturkan konsumsi domestik akan berperan penting, ditambah dengan serapan belanja pemerintah.
Jika ekonomi domestik kuat, dia optimistis Indonesia mampu menahan tapering The Fed dan dampaknya tidak seberat 2013.
"Jadi sekarang pemerintah all-out saja meningkatkan trust investor lewat percepat pertumbuhan ekonomi," ujar dia.
Bhima menambahkan secara paralel Indonesia juga harus menyiapkan strategi investasi jangka panjang, bukan sekedar hot money di portfolio.
Kemudian, lanjut Bhima, melakukan antisipasi terhadap tekanan ke rupiah 2022 terhadap inflasi juga mendesak dilakukan.
The Fed diperkirakan bakal mengumumkan tapering pada akhir pertemuan kebijakan moneter 2-3 November.
- Menko Airlangga: Kemungkinan Indonesia Resesi 1,5 Persen
- Bea Cukai Malang Terbitkan Izin Fasilitas KITE IKM untuk PT Majoin Coness Indonesia
- Bea Cukai Dampingi Mendag Zulkifli Hasan Ekspose Temuan Kapal Tanker Tanpa Izin Impor
- Holding UMi Sukses Pacu Inklusi dan Literasi Keuangan Nasional
- Mendag Zulhas Sebut Oil Tanker yang Dibeli dari China Ini Tak Layak, Bakal Dikembalikan
- Catatan Ketua MPR: Tetaplah Berhati-hati dan Bijaksana Mengelola Pertumbuhan Ekonomi