Teganya..Kombes Palsu Tipu Calon Jemaah Haji

Teganya..Kombes Palsu Tipu Calon Jemaah Haji
Ibadah haji. Foto: dok. Jambi Independen

SURABAYA - Basirudin sekeluarga terpaksa harus menelan kekecewaan. Rencana mereka menjejakkan kaki di Tanah Suci tahun ini harus kandas. Pria 60 tahun itu menjadi korban penipuan seorang yang menyaru polisi berpangkat kombespol.

Pelaku yang bernama Musa tersebut kini diamankan polisi. Musa meraup uang puluhan juta yang akan digunakan Basirudin sekeluarga untuk beribadah haji. Proses penyidikan juga sedang dilakukan, termasuk untuk mencari kemungkinan adanya korban lain.

"Bapak saya bertemu dengan Musa tahun lalu. Dia mengaku sebagai polisi polda yang dinas di BNNP Jatim," tutur Marsilan, anak Basirudin.

Waktu itu Basirudin percaya pada perkataan Musa. Obrolan panjang pun mengalir. Pria yang tinggal di kawasan Tambak Dalam, Asemrowo, itu juga pernah mendatangi rumah Musa.

Saat mengamati seisi rumah, Basirudin tidak melihat seragam formal polisi di sana. Tapi, dia tetap yakin bahwa Musa adalah seorang polisi setelah melihat adanya senjata api di rumahnya.

Pada suatu hari, Musa mengatakan kepada Basirudin bahwa dirinya bisa membantu orang untuk pergi haji.

"Katanya setiap tahun ada jatah dua orang untuk perwira berangkat ke Makkah," kata Marsilan dengan logat Madura yang kental.

Musa juga menjanjikan proses yang ringkas, cepat, dan tidak ribet. Tak perlu bolak-balik mendatangi kantor Kementerian Agama, segala kebutuhan administrasi dibereskan langsung oleh Musa. Asal dana tersedia, dia janji bisa mengusahakan segera berangkat tahun ini.

Basirudin akhirnya tergiur. Pria yang sehari-hari menjadi pengepul kardus itu menanyakan berapa biaya yang dibutuhkan. Awalnya Musa menyebut nominal Rp 200 juta untuk dua orang.

 "Bapak saya berusaha mencari uang sebanyak itu. Tapi, yang terkumpul hanya Rp 93 juta," ujar Marsilan.

Meski jumlahnya kurang, Musa tetap menerima uang itu. Di tengah proses pengurusan, Musa bertanya kepada Basirudin apakah keluarganya yang lain tidak ingin berangkat juga. Basirudin lalu woro-woro kepada keluarganya. Total ada enam orang yang menyetor kepada Musa.

"Saya sama istri saya sudah bayar Rp 15 juta. Paman sama bibi juga kena, tapi saya belum tahu nominalnya," beber Marsilan.

Marsilan menyetorkan uang kepada Musa empat bulan lalu. Ketika itu, dia sudah bilang hanya mampu membayar Rp 15 juta. "Katanya sisanya belakangan tidak apa-apa. Yang penting diurus dulu," katanya.

Kedok Musa akhirnya terbongkar. Marsilan mulai curiga lantaran keluarganya tidak kunjung berangkat manasik. Padahal, banyak tetangga dan kerabatnya yang akan berangkat haji mulai manasik.

Dia lalu menanyakan hal tersebut kepada Musa lewat telepon. Ketika dihubungi, Musa berkelit bahwa korban tidak perlu manasik. "Bilangnya langsung berangkat," kata Marsilan.

Jawaban itu membuat Marsilan semakin curiga. Dia lalu menjebak Musa untuk datang ke rumahnya. Sebelumnya dia berkoordinasi dengan Polsek Asemrowo. Begitu Musa datang, dia langsung diamankan.

"Pistolnya juga ikut dibawa," lanjutnya.

Sementara itu, polisi berjanji menyelidiki kasus tersebut secara mendalam. Mereka meyakini bahwa korban penipuan tersebut bisa jadi lebih banyak.

"Daftar haji itu ada lembaga resminya. Jadi, cermati dulu sebelum menyetor uang," ujar Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Takdir Mattanete. (did/c6/fat/flo/jpnn)


SURABAYA - Basirudin sekeluarga terpaksa harus menelan kekecewaan. Rencana mereka menjejakkan kaki di Tanah Suci tahun ini harus kandas. Pria 60


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News