Tekanan Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Hingga Akhir Tahun

Tekanan Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Hingga Akhir Tahun
Uang Rupiah. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

”Kami terus memperhatikan faktor-faktor global yang dapat memengaruhi rupiah ke depan, terutama dari perbaikan ekonomi AS dan hubungannya dengan negara lain seperti Turki dan Tiongkok. Tetapi, upaya dari Bank Indonesia (BI) juga perlu dibarengi dengan peningkatan ekspor dan pengurangan defisit, tidak bisa hanya dari sisi moneter,” kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo.

Pada Juli 2018 defisit neraca perdagangan tercatat USD 2,03 miliar atau yang tertinggi sejak Juli 2013. Sementara itu, defisit transaksi berjalan melebar dari USD 5,5 miliar pada kuartal I 2018 menjadi USD 8 miliar pada kuartal selanjutnya. Angka itu setara dengan 3 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Dody mengaku, peningkatan ekspor akan dapat menekan defisit. Dengan defisit yang rendah, pasar portofolio akan lebih stabil, suku bunga dapat disesuaikan, dan nilai tukar secara tidak langsung akan lebih stabil.

Namun, dengan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 5,3 persen hingga akhir tahun, defisit transaksi berjalan masih akan terjadi. Hingga akhir tahun diperkirakan defisitnya mencapai USD 25 miliar.

Sejauh ini, BI sudah berupaya menstabilkan nilai tukar dan menenangkan pasar dengan kenaikan suku bunga BI 7 days reverse repo rate (BI-7DRRR) 1,25 persen tahun ini.

Dody tidak mengungkapkan apakah ruang kenaikan suku bunga tahun ini masih terbuka. Namun, sementara ini, dia yakin imbal hasil SBN bertenor 10 tahun dan yield US treasury masih memiliki spread yang menarik bagi investor. Saat ini yield SBN 10 tahun sekitar 7,99 persen, sedangkan yield US treasury 2,85 persen. (rin/c10/oki)

Pergerakan Rupiah Januari–Agustus 2018

Tanggal - Rp/USD

Tekanan nilai tukar rupiah diprediksi masih sangat tinggi, diprediksi berlangsung hingga akhir tahun ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News