Tenggelam

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Tenggelam
Ilustrasi bencana alam. Foto: Antara

Melelehnya lapisan es di antartika bisa melepaskan berbagai macam virus yang sudah terpendam selama ratusan tahun menjadi penyakit baru yang sulit diatasi.

Seperti manusia, makhluk hidup lain juga memiliki rentang kenyamanan suhu untuk dapat berkembang biak, termasuk kuman, bakteri dan virus. 

Di bagian utara bumi, melelehnya es di kutub utara menyebabkan ikut terbawanya virus anthrax yang terpendam selama jutaan tahun, kemudian melanda hewan-hewan di hutan di sekitar wilayah itu.

Bisa saja ada hubungan antara makin sering timbulnya penyakit-penyakit baru di abad 21 ini--seperti Flu Burung, Flu Babi, Foot and Mouth Disease, Virus Hendra, Cacar Monyet--dengan iklim bumi yang kian menghangat. 

Bumi makin panas membuat manusia butuh untuk mendinginkan diri untuk hidrasi tubuh, karena ginjal kita bisa rusak ketika dehidrasi. 

Tidak ada pilihan lain kecuali menggunakan pendingin udara atau AC. Pendingin udara saat ini sudah memakan 10 persen dari penggunaan listrik dunia, yang emisi karbonnya berkontribusi terhadap bertambah panasnya udara. 

Kebakaran terjadi setiap saat di sekitar kita. Penyebabnya adalah korsleting listrik, itu saja penjelasannya. Tidak ada yang mengingatkan bahaya pemanasan lingkungan yang membuat benda-benda mudah terbakar.

Belum lagi kebakaran hutan yang rutin. Bila pohon mati karena alam atau ditebang, maka pohon akan melepaskan karbon ke atmosfer. Kebakaran hutan merupakan umpan balik iklim yang paling ditakuti.

Cara manusia mengelola lingkungan secara tidak bertanggung jawab menjadi salah satu penyebab kerusakan dan bencana.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News