Tentang sebuah Pondok Pesantren yang Serius Kembangkan Kerajinan Batu Akik

Tentang sebuah Pondok Pesantren yang Serius Kembangkan Kerajinan Batu Akik
Seorang perajin di Ponpes Nurul Hikmah dengan peralatan mikroskop dan laptop untuk mengetahui detail guratan batu akik. Foto: Wahib Pribadi/Radar Semarang/JPNN

Batu fosil tersebut termasuk bahan yang istimewa untuk membuat batu akik. Karena itu, untuk mengajarkan para santri supaya mahir membuat akik, pihak pondok mengundang pelatih (trainer) batu akik dari Cirebon dan Banten.

”Belum lama ini saya ke Maluku Utara dan Manado. Salah satu tujuannya ya berburu bahan batu akik,” ujar adik dari Hj Ida Nur Sa’adah, anggota DPRD Provinsi Jateng dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Dikatakan, untuk memudahkan membuat batu akik, ponpes menyiapkan dua mesin pemotong, mesin gerindra, serta alat tester khusus, mikroskop untuk memperbesar kandungan batu, serta seperangkat laptop.

”Kita ada 7 (tujuh) santri yang khusus diajari keterampilan membuat batu akik ini. Mereka masih dalam proses belajar dari pelatih yang kami datangkan,” katanya.

Batu akik karya santri pondok pesantren ini diakui memiliki banyak keunggulan. Sebab, para santri yang membuat sudah terbiasa tirakat. Mereka rajin puasa, sehingga dalam membuat karya pun tidak serta-merta asal membuat. Namun semua itu dilalui dengan doa-doa sebagaimana yang diajarkan dalam pesantren.

Mereka yang membuat adalah santri yang juga rajin membaca Alquran, sehingga ada kemantapan saat mengenakan batu akik buatan mereka. Harga batu akik karya para santri memang relatif mahal. Namun tetap mempunyai kelebihan tersendiri berkat doa santri dan kiai.

Pengasuh Ponpes Nurul Hikmah lainnya, Muhammad Ismail Fahmi, menambahkan, beberapa alat khusus yang dipakai untuk mengetes material batu akik tersebut memang diperlukan. Ini supaya bisa diketahui kualitas serta dapat dideteksi asal batu akik tersebut.

”Sebab, setiap batu akik dari berbagai daerah ini mempunyai ciri khas sendiri. Kita lihat serat-seratnya serta tingkat kekerasan batu ini. Ini karena batu akik dalam waktu tertentu selalu berubah. Istilahnya, batu akik ini material yang hidup dan dapat berubah coraknya. Biasanya proses itu berjalan antara 6 bulan hingga 1 tahun. Untuk mengecek perubahan ini, bisa diketahui dengan dipoles minyak urut,” jelas dia.

TIDAK boleh sembarangan memilih batu yang bisa diolah menjadi akik berkualitas. Selain harus jeli memilih bahan mentah, dibutuhkan alat khusus untuk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News