Tentang SID yang Sempat Dicap Antiorang Jawa, Pengkhianat Punk dan Miskin Moral

Tentang SID yang Sempat Dicap Antiorang Jawa, Pengkhianat Punk dan Miskin Moral
FOTO; Miftah Radar Bali

Buku tulisan Rudolf Dethu dengan editor Dani Satrio ini dicetak setebal  266 halaman diterbitkan CV Kuat Kita Bersinar. 

Peluncuran buku dicarikan momentum yang pas. Yaitu  ultah SID yang ke-20 di bulan Agustus ini. Selebrasinya sendiri dilaksanakan tiga kali, di tiga tempat berbeda serta tiga tema berlainan. 

Yang pertama pada 18 Agustus 2015 bertajuk Punk Rock Boat - Let's Sail ‘n Read! Yang kedua, Kobiku (Kongkow-kongkow Bicara Buku), pada 20 Agustus dan yang ketiga masih menyusul jadwalnya. 

Punk Rock Boat diadakan di atas kapal Quicksilver, di kawasan Teluk Benoa,  dengan mengundang pers lokal dan nasional, undangan khusus serta publik. Sambil menonton SID tampil akustik dan diajak keliling di sekitar Teluk Benoa, untuk mengingatkan rencana reklamasi yang mereka tentang keras.  (*/made dwija putra/rdr/mus)

JAUH sebelum terkenal seperti sekarang, Superman Is Dead (SID) dikenal sebagai band rasis dan amoral oleh para Outsider – fans SID. Cerita


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News