Tenun Ikat Sumba Pecahkan Rekor Dunia

Ditenun Perajin Kaliudah Sepanjang 100 Meter

Tenun Ikat Sumba Pecahkan Rekor Dunia
Tenun Ikat Sumba Pecahkan Rekor Dunia
WAINGAPU--Tenun ikat sepanjang 100 meter yang ditenun perajin asal Desa Kaliudah Kecamatan Pahunga Lodu dan diberi nama "Ndendi Ndua" tidak hanya memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) tapi juga rekor dunia. Hal itu ditegaskan pengurus MURI, Paulus Pangka usai menyerahkan sertifikat MURI kepada Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) setempat  Rambu Kahi Yani Mbilijora dan ketua kelompok perajin Kaliudah Rambu Hona Hamu  di lapangan Pahlawan-Waingapu, Sabtu (22/12).

Menurut Pangka, tenun ikat adalah warisan budaya yang harus tetap dipertahankan di tengah arus perubahan yang melanda dunia termasuk Indonesia saat ini. "Ini adalah prestasi yang luar biasa yang bukan cuma memecahkan rekor MURI tapi juga rekor dunia. Di dunia,  tenun ikat terpanjang ada di Kabupaten Sumba Timur yang pada siang hari ini dilaunching," tegasnya.

Mengapresiasi hal itu, ketua Dekranasda Rambu Kahi Yani Mbilijora menjelaskan, pembuatan tenun ikat "Ndendi Ndua" sepanjang 100 meter, itu atas inisiatif perajin Kaliudah. "Kami Dekranasda Sumba Timur menangkap dan memfasilitasi keinginan perajin Kaliudah terkait pembuatan tenun ikat sepanjang 100 meter yang diberi nama Ndendi Ndua, ini," tandasnya.

Dikesempatan tersebut, Kahi Yani mengungkapkan secara pribadi bersama Bupati Gidion Mbilijora dan putrinya, Putri Permatasari Mbilijora menyumbangkan uang senilai Rp 10 juta sebagai dana pemberdayaan kepada kelompok perajin Kaliudah.

WAINGAPU--Tenun ikat sepanjang 100 meter yang ditenun perajin asal Desa Kaliudah Kecamatan Pahunga Lodu dan diberi nama "Ndendi Ndua" tidak hanya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News