Terasi Dibawa Pelaut Makassar ke Australia, Resepnya Masih Dirahasiakan Sampai Sekarang

Terasi Dibawa Pelaut Makassar ke Australia, Resepnya Masih Dirahasiakan Sampai Sekarang
Warga Kota Darwin Mark Motlop telah mengenal dan membuat terasi sejak lama. (ABC News: Hamish Harty)

Rempah dan 'bau busuk itu'

Mark Motlop tumbuh dewasa menyaksikan ayahnya Edward, yang pindah ke Darwin dari Kepulauan Selat Torres pada 1950-an, membuat sambal pedas dari bahan terasi.

Ayahnya membuat hidangan ini dari bahan-bahan asli, katanya, menggunakan terasi udang segar yang diperoleh dari toko kelontong Tiongkok jauh sebelum bentuk kemasannya dikenal di kota ini.

Namun, Mark ingat saat itu dia tidak bisa lama-lama berada di dapur karena "bau busuk" yang akan menyeruak ke seluruh rumah.

"Bahkan para tetangga selalu menanyakan bau apa itu. Mereka selalu keheranan dan mungkin berpikir apa yang terjadi di rumah kami," katanya.

Perjalanan resep terasi

Saat berusia 18 tahun, Mark meninggalkan Darwin untuk bermain footy, sepakbola khas Australia, dengan bergabung ke South Australian Football League.

Saat itu belum ada terasi yang bisa ditemukan di toko-toko di Adelaide, jadi dia terpaksa mempelajari resepnya melalui telepon ke ayahnya di Darwin.

"Saya terus membuatnya dan mencoba membuatnya sebaik buatan ayahku," kata pria yang kini berusia 63 tahun.

Setelah bermain footy di liga seluruh Australia, Mark pulang kembali ke Darwin dan terus giat di Nightcliff Football Club.

Sambal terasi telah menjadi hidangan populer di Kota Darwin, Australia, tetapi resepnya masih jadi rahasia para pembuat

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News