Teror di Melbourne, PM Australia Tuding Sakit Jiwa Cuma Alasan

"Kami melakukan segala hal sesuai kemampuan kami untuk membasmi pikiran-pikiran ekstrim dan potensi aksi teror," kata Moustapha kepada ABC.
"Jelas ekstrimisme dan radikalisme itu ada. Ada dalam Islam, ada dalam agama dan ideologi lainnya. Kami tak menolak hal itu," jelasnya.
"Tetapi bila Perdana Menteri muncul dan menyebut masyarakat tak berbuat banyak atau pemimpin masyarakat tak berbauat banyak, itu jelas keliru," tambahnya.
PM Morrison dan Mendagri Peter Dutton menggunakan insiden ini untuk menyerukan perlunya pengawasan yang ketat terhadap pesan eletronik terenkripsi.
Sebuah RUU yang dimaksudkan membantu penegak hukum dan badan keamanan mengakses pesan terenkripsi dari mereka yang dicurigai, sudah diajukan ke Parlemen.
UU itu nantinya memungkinkan pihak berwajib memaksa perusahaan teknologi membuka pesan eletronik terenkripsi.
Oposisi Partai Buruh menyatakan memiliki sejumlah catatan terhadap RUU tersebut.
Menteri Dutton menyebut sembilan dari 10 orang yang jadi target badan intelijen ASIO diketahui menggunakan layanan pesan terenkripsi.
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas