Test Drive Mazda CX-30: Sedikit Posesif tetapi Kami Suka
Berkendara di jalur tol yang cukup panjang, momok yang paling tak ditakuti ialah kebosanan, mata cepat lelah dan jelas berpotensi terhadap keselamatan berkendara.
Beruntung Mazda CX-30 sudah menerjemahkan konsep Jinba Attai dengan baik, melalui fitur-fitur memanjakan. Kami menyebutnya sifat posesif (dalam artian positif) Mazda ke pengendara.
Faktor lelah atau karena keasyikan mengobrol untuk mengusir bosan, yang membuat kami kadang-kadang ke luar jalur, dijaga Mazda lewat teknologi Lane Departure Warning (LDW) dan Lane keep Assist System (LAS).
Teknologi itu membantu kami dengan peringatan untuk fokus pada setir, tak saja melalui indikator di MID dan layar dasbor, tetapi juga getaran di setir.
Pada batas tertentu, bahkan sistem secara otomotis bisa menggiring mobil kembali ke jalur awal atau mengikuti garis jalan. Terkesan sedikit posesif bukan? He.. Hal ini tak lebih untuk memberikan keamanan bagi penggunanya.
Fitur peringatan lain juga cukup efektif memastikan kami aman dengan kondisi di sekitar. Misalnya ada mobil yang mendekat, terutama yang tidak terjangkau di kaca spion (blind spot).
Pengalaman lainnya ialah tingkat kesenyapan kabin yang cukup baik. Nyaris tak terdengar suara yang bising. Sesekali hanya suara dari ban dan knalpot yang sempat terdengar.
Hadirnya Mazda CX-30 di Indonesia, membawa tawaran berbeda dari SUV yang sudah disediakan produsen mobil yang dikenal dengan filosofi KODO itu. Kami dapat kesempatan test drive beberapa waktu lalu, begini kesannya.
- Dirikan Pabrik Perakitan di Jawa Barat, Mazda Siap Produksi SUV di Indonesia
- Mazda Bangun Pabrik Perakitan di Jawa Barat, Crossover Jadi Model Pertama
- Mazda CX-3 2024 Meluncur di Jakarta, Sebegini Harganya
- GIIAS Semarang Hadirkan Inovasi Otomotif Terbaru dari 9 Merek Anggota Gaikindo
- Nissan Ikut Angkat Kaki Dari Rusia
- GIIAS 2022, Sedan Roadster Hingga SUV Premium Memenuhi Booth Mazda