Tiba Begitu Ruwetnya, Pulang Begitu Indahnya

Tiba Begitu Ruwetnya, Pulang Begitu Indahnya
Tiba Begitu Ruwetnya, Pulang Begitu Indahnya

Kalau boyongan itu nanti lancar, maka ini akan mengulang sukses boyongan di Medan dari bandara Polonia ke Kuala Namu, Juli lalu.

Akhir tahun ini akan menyusul bandara baru Sepinggan Balikpapan yang selesai dibangun. Juga tidak kalah indah dan besarnya. Bahkan bandara baru Sepinggan ini akan jadi bandara-mal pertama di Indonesia. Di dalam bandara itu benar-benar ada mal sungguhan.

Pada saat yang hampir bersamaan Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya juga selesai dibangun. Hanya bandara baru Semarang yang masih memerlukan proses. Perencanaan sudah matang, dana BUMN sudah tersedia, dan kegiatan fisik sudah lama siap dimulai. Tapi lokasinya masih harus di-clear-kan. Bandara baru itu akan menempati tanah milik TNI sehingga harus diselesaikan prosesnya.

Bandara memang persoalan rumit. Jumlah pesawat bertambah terus dengan derasnya. Pertambahan penumpang juga tidak terbendung. Pengaturan lalu-lintas udaranya benar-benar menantang.

Banyaknya pesawat yang dulu harus muter-muter di udara menunggu giliran landing sudah bisa diatasi. Caranya: Airnav Indonesia, BUMN baru, meningkatkan kapasitas sistemnya untuk Soekarno-Hatta Jakarta. Kalau dulu satu jam hanya bisa naik-turun sebanyak 60 kali, sekarang sudah bisa 69 kali.

Bahkan Airnav mengatur lalu-lintasnya sejak dari bandara asal. Keberangkatan pesawat dari bandara asal akan diminta maju atau mundur beberapa menit daripada memaksa berangkat on time tapi harus muter-muter di udara Jakarta menunggu giliran landing.

Memang ke depan sudah harus diputuskan untuk mengurangi frekuensi penerbangan dari dan ke Jakarta. Antre take off di Cengkareng sudah sangat mengganggu kepastian jadwal pesawat. Urgensi banyaknya penerbangan dari Jakarta ke Surabaya (lebih 40 kali sehari) atau Jakarta-Medan (lebih 30 kali sehari) harus dipertanyakan. Untuk apa harus 40 kali sehari" Bukankah 30 kali juga sudah cukup?

Perusahaan penerbangan sudah harus di-warning untuk segera memiliki pesawat yang lebih besar dari B737 atau sejenisnya. Tentu yang masih ekonomis untuk jarak pendek. Membangun landasan ketiga di Cengkareng memang penting, tapi terobosan manajemen lebih penting lagi.

HAMPIR 3.000 pemain bridge dan keluarga mereka dari seluruh dunia berkumpul di Bali. Mereka lagi bertanding di kejuaraan dunia ke-43 yang berlangsung

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News