'Tidak Sama dengan Rusia': Curhatan Warga Ukraina di Bali yang Terhalang Pulang karena Perang

Ia memutuskan untuk tinggal di Bali untuk mengembalikan kesehatan mentalnya, setelah mengalami depresi akibat kondisi perang yang tak kunjung baik.
"Tidak ada tempat yang aman di Ukraina sekarang. Kami cukup beruntung jika masih hidup," ujarnya yang pernah terlibat di Palang Merah.
Sementara Dmytro, warga Ukraina lainnya, tiba di Bali beberapa saat sebelum perang pecah di negaranya.
"Tadinya saya ke Bali hanya untuk rehat sejenak dari kesibukan dan rencananya pulang lagi ke Kyiv, tapi kemudian invasi terjadi dan saya tidak bisa pulang karena sekarang sudah tidak punya tempat untuk pulang."
Pria yang memiliki keahlian IT ini mengatakan sanak saudaranya sudah ada yang mengungsi ke beberapa negara di Eropa.
"Saya suka tinggal di Bali, mungkin kalau bisa, saya akan menetap di sini, entahlah ... saya pikir semua orang Ukraina saat ini tidak bisa berencana karena situasi di sana yang tidak menentu."
Dmytro mengaku bergantung pada uang tabungannya untuk bisa hidup di Bali.
Masha Belcastro tiba di Bali pada November 2022 setelah terjadi penembakan massal dan pemadaman listrik di Kyiv.
Bali menjadi salah satu tempat yang aman bagi sebagian warga Ukraina yang harus meninggalkan rumahnya setelah negaranya diserang Rusia setahun lalu
- Dunia Hari Ini: Bos Qantas Menyampikan Permohonan Maaf kepada Publik
- Gerakan Khalistan Dihubung-hubungkan dengan Ketegangan Kanada dan India
- Dunia Hari Ini: Indonesia Deportasi Ratusan Warga Tiongkok Pelaku 'Love Scam'
- Dunia Hari Ini: El Nino Akan Menerjang Australia, Warga Diminta Bersiap
- Benda-benda Berusia Lebih dari Seribu Tahun Milik Umat Islam Ditemukan di Sydney
- Polisi Amankan WNA Pelanggar Lalu Lintas yang Dorong Petugas