Timses Prabowo - Sandi Sebut Hasil Survei LSI Denny JA Berbahaya

Timses Prabowo - Sandi Sebut Hasil Survei LSI Denny JA Berbahaya
Peneliti LSI Ardian Sopa didampingi Ikrama Masloman merilis survei Pergeseran Sentimen Agama Setelah 6 Bulan Kampanye capres - cawapres, Jakarta, Selasa (5/3). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Dahnil Anzar Simanjuntak tidak terima dengan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menyatakan pemilih muslim pasangan capres - cawapres Prabowo Subianto - Sandiaga Uno mayoritas ingin Indonesia seperti negara Timur Tengah.

"Anda lihat cara mereka melakukan segmentasi, pembelahan dan framing yang dilakukan, framing yang dilakukan ialah framing rasial dan itu berbahaya," kata Dahnil ditemui di Jakarta, Rabu (6/3/2019).

Dia menanyakan urgensi survei LSI Denny JA atas topik pemilih Prabowo Subianto - Sandiaga Uno ingin Indonesia seperti negara Timur Tengah.

"Denny JA ini melakukan survei untuk mempersatukan Indonesia atau memecah belah Indonesia? Itu berbahaya," ungkap mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah itu.

Dia menegaskan, pasangan Prabowo - Sandiaga melaksanakan kampanye dengan santun. Pasangan capres - cawapres nomor urut 02 itu tidak pernah menggunakan politik pecah belah.

BACA JUGA: Hasil Survei: Mayoritas Pemilih Muslim Prabowo – Sandi Ingin RI seperti Timur Tengah

"Kalau anda perhatikan selama kampanye, Pak Prabowo dan Bang Sandiaga tak pernah gunakan diksi rasial, selalu digunakan ialah diksi ekonomi dan pembangunan," pungkas dia.

Sebelumnya, Hasil survei LSI Denny JA menyatakan, pemilih muslim pasangan capres – cawapres Prabowo Subianto - Sandiaga Salahuddin Uno mayoritas menginginkan Indonesia seperti Timur Tengah.

Koordinator Jubir BPN Prabowo – Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut hasil survei LSI Denny JA berbau framing rasial dan berbahaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News