Tingkat Keterisian Rumah Sakit di Indonesia Mendekati Batas Maksimal

Walau demikian, pelacakan di Surabaya mendapat penolakan dari sejumlah warga.
dr Lolita Riamawati, salah satu dari ribuan petugas lacak, mengaku anggota timnya pernah dilumuri kotoran manusia saat hendak mengevakuasi pasien positif COVID-19.
"Ia menolak suaminya yang dalam kondisi stroke dan positif COVID dievakuasi ke rumah sakit," kata Kepala Puskesmas Sememi Kota Surabaya tersebut.
"Teman-teman sempat nangis, kami dalam keadaan capek mental dan fisik, kok mendapat perlakuan seperti itu."
"Tapi saya besarkan hati mereka, saya ingatkan bahwa ini adalah konsekuensi dari pekerjaan yang harus kita jalani."
Menurutnya, penolakan tersebut dikarenakan sebagian besar warga tidak memiliki pengetahuan yang benar tentang COVID-19, serta karena masih adanya stigma di masyarakat soal penyakit COVID.
Awal Mei lalu, Satgas COVID-19 mencatat masih ada 17 persen warga Indonesia yang tidak percaya COVID-19.
dr Eri, dokter senior anestesi di Jawa Barat, mengatakan Pemerintah Indonesia harus secara terus menerus melakukan edukasi masyarakat soal bahaya pandemi dan cara-cara menghindari penularannya.
Lonjakan kasus COVID-19 terjadi di Indonesia, empat minggu setelah libur Lebaran, menjadi kekhawatiran bagi banyak tenaga kesehatan
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Otoritas Gaza Tuduh Israel Tangkap 360 Tenaga Kesehatan
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS