Tingkatkan Skala Operasi Bantuan di Palu dan Donggala

Tingkatkan Skala Operasi Bantuan di Palu dan Donggala
Reruntuhan puing berserakan di sepanjang jalan di kawasan Palu usai gempa dan tsunami melanda Sulawesi Tengah. Foto: Muhammad Rifki/AFP

jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan DPR sangat prihatin karena hingga Sabtu (29/9) malam, sejumlah warga kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), harus tidur di pinggir jalan tanpa alas dan penutup. Selain itu, banyak pasien juga masih dirawat di ruang terbuka.

Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan, fakta itu membuktikan bahwa warga dan para korban luka sangat membutuhkan tenda dan selimut.

Regu penolong hendaknya segera berupaya menyediakan kebutuhan ini. Apalagi, warga yang trauma akan gempa susulan belum berani kembali ke rumah.

Kemungkinan besar mereka akan terus berada di luar rumah selama beberapa hari ke depan, sehingga tenda dan selimut sangat mereka perlukan, terutama di malam hari.

Berdasarkan fakta kerusakan akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), pimpinan DPR mendorong agar skala operasi bantuan dan pertolongan patut ditingkatkan.

"Sebab, pekerjaan yang ditangani sangat beragam, sementara jumlah warga yang memerlukan pertolongan sangat banyak," jelas Bamsoet.

Menurut dia, kebutuhan yang dirasakan sangat mendesak adalah mendirikan rumah sakit sementara atau darurat, serta menyediakan ruang yang layak untuk menampung anak-anak.

"Pekerjaan lainnya yang juga mendesak adalah pemakaman untuk ratusan korban jiwa yang meninggal," ungkapnya. 

TNI dan Polri sangat berpengalaman untuk melaksanakan operasi bantuan di daerah bencana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News