Tionghoa Australia Masih Terus Mengalami Serangan Rasisme Setelah Pandemi COVID

"Sampai sekarang terus terjadi. Yang adalah adalah bentuknya yang berubah dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan dunia."
Pakar studi Tiongkok di University of Adelaide Professor Mobo Gao mengatakan insiden ini sering kali banyak terjadi di transportasi publik.
"Kita cenderung melihat lebih banyak wajah Asia di bus atau kereta, contohnya misalnya di Adelaide karena banyak mahasiswa internasional cenderung tidak memiliki kendaraan atau SIM untuk berkendara," katanya.
"Di tempat kerja orang enggan menyampaikan pendapat buruk mengenai orang lain, juga misalnya di perumahan, namun di transportasi publik orang merasa lebih bebas."
Dalam penelitian yang dilakukan sendiri oleh Aliansi Asia Australia, Erin Chew mengatakan 61% insiden rasisme yang dilaporkan terjadi pada wanita Asia.
"Ada pendapat bahwa perempuan Asia lebih mudah dijadikan sasaran karena mereka tidak berani melawan, karena mereka lebih lemah, dan mereka tidak berani menentang pihak yang memiliki otoritas," katanya.
"Rasisme akan terus berlanjut dan bahkan sebenarnya tidak pernah berhenti.
Penelitian menunjukkan bahwa hampir 20 persen warga Tiongkok Australia mengalami serangan rasisme dua tahun setelah pandemi COVID-19 berjalan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Macron Tegaskan Tak Ada Tempat untuk Kebencian dan Rasisme di Prancis
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya