Tiongkok Terpapar Corona, Stok Gula Pasir di Jawa Barat Menipis

Tiongkok Terpapar Corona, Stok Gula Pasir di Jawa Barat Menipis
Ilustrasi stok gula pasir di Jawa Barat menipis. Foto: ANTARA/Zubaidah

jpnn.com, BANDUNG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat klaim persediaan gula pasir di Jabar masih ada walaupun memang menipis karena meningkatnya permintaan.

"Kami berupaya menjaga ketersediaan gula pasir di Jawa Barat di tengah merosotnya jumlah persediaan gula di tingkat nasional," kata Kepala Disperindag Jabar Mohamad Arifin Soedjayana di Bandung, Rabu.

Arifin mengatakan, kelangkaan gula pasir saat ini salah satunya disebabkan keran impor yang sempat ditutup akibat wabah virus corona (COVID-19) di awal tahun 2020.

Pihaknya, kata Arifin, juga telah berkoordinasi dan menggelar rapat dengan Kementerian Perdagangan untuk menangani penipisan persediaan gula pasir tersebut.

Keputusannya, lanjut dia, pemerintah akan membuka kembali keran impor gula pasir dan barangnya akan sampai pada akhir Maret 2020.

"Berdasarkan hasil komunikasi dengan kementerian, izin impor sudah dibuka dan dilaksanakan. Hanya saja, paling akhir Maret gula pasir itu baru teridistribusi, untuk yang impor baru ini," kata Arifin.

Menurut dia, selama ini Jawa Barat harus menyediakan gula pasir dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, selain gula impor dan penyediaan gula di masa penipisan persediaannya juga akan mengandalkan persediaan gula di dua provinsi tersebut.

"Angka kebutuhan gula ini belum pasti. Hanya di beberapa distributor, stoknya berkurang dan harganya tinggi sekitar Rp17 ribu per kilogram. Berapa tonasenya saya belum ada data terbaru, yang pasti menjelang bulan Ramadan kebutuhan gula akan meningkat," katanya.

Kelangkaan gula pasir di Jabara saat ini salah satunya disebabkan keran impor yang sempat ditutup akibat wabah virus corona.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News