Tjahjo Kumolo, Penghuni Senayan sejak Era Orba hingga Reformasi

Dulu Gaji Sejuta Sekarang 50 Juta, Prihatin Kinerja DPR Terus Merosot

Tjahjo Kumolo, Penghuni Senayan sejak Era Orba hingga Reformasi
Tjahjo Kumolo, Penghuni Senayan sejak Era Orba hingga Reformasi
Tjahjo memang sudah menjadi DPR sejak era Orde Baru, tepatnya DPR periode 1987–1992. Saat itu, dia adalah kader terkemuka Golkar, yang disebut-sebut sebagai politisi potensial dan politisi masa depan beringin. Sejak itu, keberadaan Tjahjo di parlemen tidak pernah putus sama sekali. Dalam pemilu 1992 dan pemilu 1997, dia lolos ke Senayan dengan kendaraan Golkar. Posisinya di Golkar cukup kuat karena dia pernah menjabat Ketum KNPI.

Perubahan angin politik seiring bergulirnya reformasi 1998 juga "dibaca" Tjahjo dengan sangat cermat. Pada 1998, dia memutuskan untuk meninggalkan partai berlambang "beringin" yang ikut membesarkan namanya itu. Dia  hijrah ke PDIP yang baru saja dideklarasikan Megawati cs. Bahkan, dia menjadi caleg PDIP dan sukses "bertahan" di DPR melalui pemilu 1999.

Saat ditanya apa rahasia di balik sukses politik itu, Tjahjo merendah. "Saya sangat bersyukur diberi rahmat dan kepercayaan oleh rakyat sampai 24 tahun di DPR," kata suami Erni Guntarti yang telah dianugerahi tiga orang anak itu, lantas tersenyum.

Sebagai orang yang sering distigma sebagai "kutu loncat" atau "pendatang baru" di kandang banteng moncong putih, karir Tjahjo di PDIP sangat moncer. Dari Direktur Litbang DPP PDIP periode 1999–2002, Tjahjo kemudian diminta Megawati memperkuat kepengurusannya dengan menjadi ketua DPP PDIP Bidang Politik dan Pemenangan Pemilu sesudah Kongres II PDIP di Bali pada 2005.

Politikus penghuni DPR terus berganti setiap kali pemilu. Sedikit yang bertahan. Tjahjo Kumolo di antara yang sedikit itu. Dia sudah 24 tahun tanpa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News