Tjahjo Tak Sependapat BIN Disebut Kecolongan
jpnn.com, JAKARTA - Mendagri Tjahjo Kumolo kurang sependapat jika ada pandangan yang menyebut Badan Intelijen Negara (BIN) kecolongan dengan aksi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5) kemarin.
Pasalnya, secanggih apa pun negara melakukan deteksi dini dengan menggunakan peralatan termutakhir sekalipun, tetap tidak bisa memprediksi semua peristiwa yang bakal terjadi.
"Contoh negara paling hebat di dunia seperti Amerika Serikat, bisa kecolongan seperti peristiwa WTC," ujar Tjahjo di Jakarta, Senin (14/5).
Menurut Tjahjo, intelijen Perancis juga termasuk yang paling hebat di dunia. Namun tetap saja tak mampu memprediksi bakal ada serangan ISIS di Paris pada Sabtu (12/5) kemarin.
Pelaku teror bernama Khamzat Azimov menusuk sejumlah orang. Menyebabkan satu orang tewas dan melukai empat orang lainnya.
"Kemarin ada bom di Surabaya, siapa yang mengira satu keluarga. Kan enggak masuk akal," ucapnya.
Mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan ini menilai, deteksi dini dan peran nyata masyarakat sangat penting mencegah terjadinya aksi-aksi teror.
Karena itu masyarakat diharapkan bisa membantu aparat kepolisian dengan memberi informasi, jika di lingkungannya ada yang mencurigakan.
Secanggih apa pun negara melakukan deteksi dini dengan menggunakan peralatan termutakhir sekalipun, tetap tidak bisa memprediksi peristiwa yang bakal terjadi.
- Berantas Terorisme, BNPT Minta Masyarakat Menyaring Konten Radikalisme di Dunia Maya
- Kepala BNPT: Terorisme Kejahatan Kemanusiaan, Tidak Sesuai dengan Nilai Agama
- Prancis Siaga Maksimal Setelah 137 Orang Dibantai Teroris di Rusia
- Kutuk Serangan Teroris di Moscow, Kepala BNPT: Terorisme Ancaman Serius Terhadap Perdamaian Dunia
- 60 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Gedung Crocus Rusia
- Rusia Memasukkan Garry Kasparov ke Dalam Daftar Teroris