Tokoh Buruh Daerah Pilih Rayakan May Day 2025 Secara Damai
Menurutnya, May Day bukan hanya soal tuntutan, tetapi momentum menyatukan kekuatan pekerja, pengusaha, dan pemerintah.
“May Day is Collaboration Day, semangat harus tetap digelorakan, mari kita rajut kebersamaan untuk peningkatan kesejahteraan pekerja dan produktivitas nasional,” ujarnya.
Muhammad menegaskan bahwa produktivitas nasional dan kesejahteraan tidak dapat dipisahkan dan hanya bisa dicapai melalui kerja sama yang solid di tengah krisis global yang kompleks.
Sementara itu, Ketua Federasi Serikat Pekerja Perkayuan dan Kehutanan Indonesia (FSP Kahutindo) PPU, Dedi Saidi justru mengambil langkah perubahan dengan membatalkan niat turun ke jalan dan memilih jalur dialog.
"Sebetulnya saya mau turun ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) PPU, tetapi saya batalkan. Saya lebih suka berdialog ketimbang turun ke jalan," tegasnya.
Dedi mengambil pendekatan persuasif dan berkelanjutan untuk menampilkan citra buruh yang konstruktif dan positif.
"Kami ingin menunjukkan bahwa buruh bukan hanya bisa menyuarakan tuntutan, tetapi juga mampu berkontribusi positif untuk lingkungan sekitar dan perusahaan tempat kami bekerja,” katanya.
Dia memandang May Day sebagai momentum memperkuat komunikasi dan musyawarah. Semua persoalan bisa dicarikan solusi dengan cara komunikasi, musyawarah mufakat. (esy/jpnn)
Tokoh buruh daerah memilih merayakan May Day 2025 secara damai dan tetap mempertimbangkan stabilitas sosial serta ekonomi
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Mesyia Muhammad
- Polres Siak Lakukan PAM Humanis, Aksi Buruh di Minas Berjalan Kondusif
- Pendiri CSIS Sebut Pemerintahan Prabowo Perlu Dinilai Berdasarkan Pencapaian Nyata
- Prabowo Bakal Hadiri Peringatan Hari Buruh di Monas
- Prabowo Akan Hadir dan Beri Sambutan saat Perayaan Hari Buruh di Monas
- Laba Meningkat Tajam, Strategi Bank Neo Commerce Berhasil
- Herman Deru Siapkan Bantuan Rp 50 Miliar untuk Pemerataan Pembangunan di Musi Rawas