Tolak Panglima TNI, AS Mau Beri Shock Therapy ke Jokowi

Tolak Panglima TNI, AS Mau Beri Shock Therapy ke Jokowi
Presiden Joko Widodo, Panglima TNI Jenderal Gatot Subroto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Foto: Biro Pers Kepresidenan

jpnn.com, JAKARTA - Pengajar ilmu hubungan internasional di Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menduga penolakan terhadap Panglima TNI Gatot Nurmantyo untuk memasuki Amerika Serikat bisa jadi salah satu strategi negara adikuasa tersebut. Menurutnya, bisa jadi pemerintah AS sedang melakukan shock therapy terhadap pemerintah Indonesia, karena selama era pemerintahan Presiden Joko Widodo terkesan condong ke Tiongkok daripada ke negeri yang kini dipimpin Donald Trump itu.

"Saya kira juga ada kemungkinan ditolaknya Panglima TNI masuk ke AS sebagai bentuk shock therapy dari AS, karena ketergantungan Indonesia terhadap China lebih besar daripada AS," ujar Ujang di Jakarta, Selasa (24/10).

Menurut Ujang, AS bisa menggunakan berbagai hal sebagai alasan untuk menolak Gatot. Terlebih, AS tak membeber secara transparan tentang alasan US Customs and Border Protection (CBP) menolak Gatot.

Bahkan Kedutaan Besar AS di Jakarta juga tidak menyampaikan klarifikasi yang jelas tentang penyebab Jenderal Gatot ditolak masuk AS. Sebab, Wakil Dubes AS Erin Elizabeth McKee hanya meminta maaf tentang insiden CBP menolak kunjungan Gatot.

Meski demikian, Ujang mengapresiasi langkah cepat pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI yang merespons penolakan itu. Dengan demikian pemerintah AS bisa segera mengoreksi kebijakan yang ada. 

"Tapi maski demikian, saya kira penolakan ini merupakan tamparan keras bagi pemerintah Indonesia," pungkas Ujang.

Sebelumnya Jenderal Gatot diundang secara resmi untuk menghadiri acara Chiefs of Defense Conference on Counter Violent Extremist Organizations (VEOs) di Washington pada 23-24 Oktober 2017. Pengundangnya adalah Kepala Staf Gabungan Angkatan Berenjata AS Jenderal Joseph F Dunford.

Gatot beserta istri dan delegasi TNI pun mengurus visa dan dokumen lainnya untuk menghadiri undangan itu. Namun, ketika hendak bertolak ke Washington melalui Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (21/10) sore, tiba-tiba Gatot menerima pemberitahuan bahwa dirinya dilarang memasuki wilayah AS.(gir/jpnn)


Pengajar ilmu hubungan internasional di UAI Ujang Komarudin menduga langkah AS menolak Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai shock therapy bagi pemerintahan Jokowi.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News