Toleransi, Pemuda GMIT Gelar Rakor Persiapan Idul Fitri

Toleransi, Pemuda GMIT Gelar Rakor Persiapan Idul Fitri
ILUSTRASI. FOTO: JPNN.com

Ketua FKDM NTT, M. Y. Lenggoe, menjelaskan, berkaitan dengan perayaan Idul Fitri, FKDM sudah melakukan rapat-rapat di semua kabupaten/kota untuk melihat segala situasi yang berpotensi mengganggu kambtibmas dan toleransi antarumat beragama.

“Ini upaya kita untuk senantiasa waspada. Waspada bukan berarti kita membesar-besarkan sesuatu. Tetapi melakukan deteksi dini untuk memastikan bahwa perayaan Idul Fitri nantinya berjalan aman,” jelasnya.

Lenggoe menambahkan, perayaan Idul Fitri kali ini akan berjalan aman dan lancar seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena belum ada potensi yang dapat menciderai keberagaman. Hal ini tidak terlepas dari wujud toleransi di NTT yang sangat kuat.

“Bisa terganggu kalau ada pengaruh dari luar. Makanya kita selalu waspada,” katanya.

Ketua FKUB Kota Kupang, Pdt. Rio Fanggidae, mengatakan, selama ini pihaknya terus membangun komunikasi dengan kelompok-kelompok lintas agama yang punya basis jemaat. Dalam komunikasi tersebut, mereka mencoba untuk mendekatkan antara satu dengan yang lain. Sehingga toleransi antarumat beragama begitu kuat.

“Masyarakat kita adalah masyarakat yang terbuka, yang memahami perbedaan dan menghargai keberagaman. Ini sudah terbukti beberapa tahun belakangan ini,” katanya.

Sehubungan dengan Perayaan Idul Fitri, Pdt. Rio mengatakan, FKUB akan melakukan pertemuan dengan semua komponen lintas agama untuk memikirkan langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan situasi aman dan kondusif saat lebaran.

Selanjutnya, Ketua BP Sinode GMIT, Winston Rondo mengatakan, NTT pernah pernah berdarah-darah pada tahun 1998 karena konflik antaragama. Dengannya, tidak benar bila toleransi merupakan sesuatu pemberian (given) yang tinggal dinikmati. Sebaliknya, toleransi yang terjadi saat ini, diperjuangkan dengan keras.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News