Toleransi Telah Jadi Filosofi Kehidupan Orang Papua

Oleh karena itulah, Papua dikenal tanah damai dan telah dibuktikan adanya deklarasi Papua tanah damai oleh para tokoh setempat.
Atas dasar deklarasi itu, setiap tanggal 5 Februari diperingati hari seluruh agama-agama.
"Inilah kenapa kerusuhan Ambon dan Poso tidak merembet ke Papua, yang menunjukkan komitmen orang papua menjaga kedamaian dan menebarkan kasih sayang," kata dia.
Ia juga menegaskan bahwa adat dan agama di Papua saling terkait erat dan melengkapi.
Masyarakat Papua berhasil menyeimbangkan nilai-nilai adat mereka dengan keyakinan agama mereka, sementara yang lain mungkin memilih untuk memprioritaskan salah satu di atas yang lain.
Antropolog, Prof Dr. M Ikhsan Tanggok menyatakan bahwa adat dan agama masih bisa kompromi, bisa beradaptasi untuk dipraktekkan seperti halnya di Indonesia.
Seperti bakar batu yang dulunya bakar daging babi, dapat diganti dengan daging hewan lainnya seperti ayam, kambing dan lain-lain.
Ada kelompok tertentu yang tidak mau mencaur baur antara adat dan agama, tapi tidak terlalu banyak. Jadi, masyarakat meski beragama namun tidak dapat meninggalkan adatnya.
Kepolisian Resort Jakarta Utara disebut menangkap Ketua Kelompok Tani Warga Kampung Bayam Muhammad Furqon dan istrinya.
- Dukungan PT Advance Medicare Corpora Wujudkan Pelayanan Medis THT di Sorong
- Rakit Bom Mortil Bekas Peninggalan Perang Dunia ke II, Nelayan Tewas Mengenaskan
- 5 Berita Terpopuler: Perkembangan Terbaru RPP Manajemen ASN, Masih Misterius, Ada Kata Insyaallah
- Ikut Cari Iptu Tomi Marbun, Ketua Komnas HAM Papua Diberondong KKB
- Bupati Raja Ampat Tegaskan Gerakan NFRPB Bertentangan dengan Konstitusi
- Politikus PSI Kevin Wu: PIK Tumbuh Jadi Salah Satu Destinasi Wisata Religi dan Ruang Toleransi di Jakarta