Tukang Gali Kubur Saja Takut Memakamkan Jenazah Positif Corona

Tukang Gali Kubur Saja Takut Memakamkan Jenazah Positif Corona
Warga Kampung Jati, Desa Tonjong, Kecamatan Tajurhalang, saat menolak pemakaman janazah diduga pasien Corona, Senin (30/3). Foto: Radar Bogor

jpnn.com, BOGOR - Sejumlah warga Kampung Jati, Desa Tonjong, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor, menolak jenazah positif Corona (Covid-19) dimakamkan di lingkungan mereka.

“Alasannya warga takut tertular dari jenazah pasien (Corona),” ujar Camat Tajurhalang Fikri Ihsani dilansir Radar Bogor, Senin (30/3).

Dia mengatakan, kejadian itu berawal ketika pengurus pemakaman Giri Tama yang merupakan lokasi pemakaman jenazah, mendapat telepon dari salah satu keluarga untuk memakamkan kerabatnya yang meninggal di RSUP Persahabatan Jakarta Timur. Diduga almarhum merupakan pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.

Entah dari mana mulanya, kabar tersebut sampai ke telinga warga. “Mereka (warga) kemudian protes. Kami kemudian bersama Babinsa dan Babinkamtibmas mencoba memediasi,” ujar Fikri.

Namun mediasi itu gagal. Menurut Kepala Desa (Kades) Tonjong Nurhakim, warga tetap ngotot menolak pemakaman di wilayahnya.

Jenazah pun akhirnya dibawa ke pemakaman khusus pasien Corona di Kayu Manis, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, yang jaraknya dua kilometer dari lokasi.

“Jadi dipindah karena tidak ada solusi. Solusinya warga menolak,” kata Hakim.

Selain itu, menurut Hakim, tidak ada warga yang bersedia menjadi penggali kubur jenazah tersebut. “Jadi jangankan warga sekitar, tukang gali kuburnya saja ketakutan dapat informasi warga (jenazah meninggal karena virus Corona),” ucap Hakim.

Warga Kampung Jati, Tajurhalang, Bogor, menolak jenazah positif Corona (Covid-19) dimakamkan di lingkungan mereka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News