Tuntutan 15 Tahun Bui buat Eks Kepala BPPN Pemberi SKL BDNI

Tuntutan 15 Tahun Bui buat Eks Kepala BPPN Pemberi SKL BDNI
Mantan Kepala BPPN Syafruddin A Temenggung dan penasihat hukumnya, Yusril Ihza Mahendra. Foto: Fedrik Tarigan/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Jaksa penuntut umum mengajukan permohonan kepada majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta menjatuhkan vonis bersalah kepada mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Syafruddin Arsyad Temenggung dalam perkaran rasuah penerbitan surat keterangan lunas (SKL) untuk Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI).

JPU dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu dalam tuntutannya juga meminta majelis hakim menganjar Syafruddin dengan penjara selama 15 tahun plus denda Rp 1 miliar subsider 6 bulan kurungan.

Menurut JPU KPK Haerudin saat membacakan surat tuntutan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (3/9), keputusan Syafruddin menerbutkan SKL untuk Sjamsul Nursalim selaku pemegang saham BDNI telah merugikan negara hingga Rp 4,58 triliun. “Menuntut, supaya majelis hakim memutuskan, menyatakan terdakwa Syafruddin Arsyad Temenggung telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi," kata JPU Haerudin.

Oleh karena itu JPU meyakini Syafruddin telah melanggar Pasal 2 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Ada sejumlah pertimbangan bagi JPU untuk meringankan dan memberatkan tuntutan hukuman. Hal yang memberatkan antara lain perbuatan Syafruddin tidak mendukung program pemerintah dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Selain itu, terdakwa dinilai melakukan peran yang besar dalam melaksanakan kejahatan hingga berakibat pada kerugian negara. "Hal yang meringankan, terdakwa berlaku sopan di persidangan," jelasnya.(rdw/JPC)


Jaksa penuntut umum dari KPK meyakini eks Kepala BPPPN Syafruddin A Temenggung telah bersalah dalam menerbitkan SKL untuk Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI).


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News