Ubhara Jaya Gelar Bedah Buku tentang Intelijen

Ubhara Jaya Gelar Bedah Buku tentang Intelijen
Bedah buku ‘Pembangunan Jaringan’ di Kampus 2 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Bekasi, Kamis (9/2). Foto dok Ubhara Jaya

jpnn.com, BEKASI - Kepala Pusat Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) Hermawan Sulistyo mengatakan dunia intelijen selalu menarik dan relevan dengan perkembangan zaman.

Penuh rahasia, serba tertutup tetapi membutuhkan kapasitas intelektual yang baik. Intel, reserse dan akademisi merupakan satu kluster yang saling terkait satu sama lain.

"Indonesia masih membutuhkan banyak ahli-ahli intelijen untuk kepentingan negara," ujar Hermawan dalam acara bedah buku ‘Pembangunan Jaringan’ di Kampus 2 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Bekasi, Kamis (9/2).

Buku yang ditulis intelijen senior Yohannes Wahyu Saronto ini mengupas banyak hal tentang konsep, metode dan pengembangan jaringan.

Bukan hanya untuk organisasi intelijen tetapi juga untuk bisnis, sosial dan pendidikan.

"Buku ini untuk kebutuhan masyarakat. Saya tulis bukan hanya untuk komunitas intelijen. Tetapi terkait masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Buku ini bisa digunakan siapa saja. Karena buku ini ada di pasaran," jelas Wahyu.

Menurut Laksamana Muda Tentara Nasional Indonesia (TNI) Ivan Yulivan, salah satu penanggap dalam bedah buku ini, dengan teknologi canggih dan jaringan, saat ini orang bisa diam di rumah tetapi informasi masuk dengan sendirinya, alat dan senjata bisa dikendalikan dari jauh.

"Ini sudah mulai berkembang dalam peperangan di beberapa negara,” ucap Ivan yang juga merupakan Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Bidang Pertahanan dan Keamanan.

Buku yang ditulis intelijen senior Yohannes Wahyu Saronto ini mengupas banyak hal tentang konsep, metode dan pengembangan jaringan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News