UGM Teliti Dampak ACFTA

UGM Teliti Dampak ACFTA
UGM Teliti Dampak ACFTA
JAKARTA — Salah satu implikasi penerapan Asean China Free Trade Area (ACFTA) pada tahun 2010, adalah terjadinya deindustrialisasi di Indonesia. Deindustrialisasi bermakna susutnya pertumbuhan industri di berbagai sektor pada waktu yang relatif bersamaan karena kalah bersaing.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Danang Parikesit, mengatakan, gejala deindustrialisasi ini sebenarnya sudah mulai terlihat sejak tahun 2004 ketika laju pertumbuhan industri nasional di bawah sasaran yang ditetapkan pemerintah yaitu 2,5 persen per tahun.

"Karena itulah, UGM akan melakukan kerjasama riset industri dengan berbagai pihak agar daya saing industri nasional semakin kuat. Kerjasama riset industri ini berskema kemitraan yang saling menguntungkan mengacu pada riset unggulan nasional UGM (Rusnas UGM 2010)," ungkap Danang pada wartawan di Jakarta, Rabu (1/12).

Danang menambahkan bahwa riset industri itu akan melibatkan sekitar 30 kerjasama riset industri senilai Rp3 miliar, yang didukung oleh 50 peneliti UGM dan 30 sektor industri tanah air. Tujuan dari kerjasama riset industri adalah mencari solusi terhadap permasalahan perusahaan dalam sektor industri strategis.

JAKARTA — Salah satu implikasi penerapan Asean China Free Trade Area (ACFTA) pada tahun 2010, adalah terjadinya deindustrialisasi di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News