Ukiran Batu Aborigin Berusia 14 Ribu Tahun Dikembalikan dari Museum ke Tempat Asalnya
Dua opsi yang tidak dapat dilakukan untuk mengangkut karya seni kuno yang besar namun rapuh.
"Petroglif yang lebih besar di Hobart harus dihilangkan betonnya dengan hati-hati, jadi sekarang beratnya sekitar satu ton, dan yang lebih kecil sekitar 300 kilogram," kata Rebecca Digney.
"Awalnya ada keinginan membawa benda-benda keramat ini dengan helikopter," katanya.
Dia mengatakan petroglif akan kembali ke tempat asalnya, dan meski akhirnya akan tertutup pasir, namun memang seharusnya seperti itu.
Merasa tak dilibatkan
Meski demikian, Circular Head Aboriginal Corporation (CHAC), yang wilayah geografisnya mencakup daerah preminghana, mengaku tidak dilibatkan dalam proses pengembalian ini.
Ketua CHAC Selina Maguire-Colgrave mengatakan penduduk non-Pribumi dan Aborigin seharusnya dilibatkan dalam proses.
"Karena kami hanya memiliki satu dewan pertanahan, dan berbasis di Hobart, mereka seharusnya berbicara atas nama seluruh warga Pribumi Australia di Tasmania. Hal itu tidak mereka lakukan," katanya.
Selina mengatakan mengembalikan petroglif ke lanskap semula sama saja dengan mengubur karya itu..
Ukiran batu purba karya milik warga Pribumi Australia akhirnya dikembalikan ke tempatnya semula di Tasmania, setelah diambil paksa dari sana pada tahun 1960-an
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Irak Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat