Ulasan Pengamat soal Kisruh Tes CPNS 2018

Ulasan Pengamat soal Kisruh Tes CPNS 2018
Tes CPNS sistem CAT. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Dengan kecenderungan yang serba instan, generasi milenial sekarang membaca pun tidak mau. Padahal dengan membaca bisa menambah wawasan. Dia bahkan menemukan ketika sedang ujian, ada mahasiswa yang kebingungan.

’’Petunjuk soalnya apa, jawabannya apa,’’ jelasnya. Namun dia menegaskan kondisi tersebut tidak bisa digeneralisir.

Jika nanti pemerintah menggunakan sistem mengambil pelamar dengan nilai SKD tertinggi, Lina memberikan catatan. Dia berharap dalam skema yang tidak sesuai dengan ketentuan awal tersebut jangan sampai ada transaksi di ’’balik meja’’. Apakah itu transasksi yang dilakukan atas unsur politik atau transasksi uang alias suap.

’’Saya sekali lagi tidak mencoba memfitnah,’’ tegasnya. Tetapi dia ingin mencegah jangan sampai ketika ada perubahan prosedur dalam rekrutmen CPNS, tidak ada transasksi suap atau kejahatan sejenisnya.

Dia mengatakan kebijakan yang berubah di tengah jalan, menunjukkan pemerintah tidak bisa mengantisipasi dampak atau risiko-risiko yang bakal terjadi.

Dia mengatakan jika sejak awal pemerintah acuannya ingin seluruh formasi terisi, maka skema nilai ambang batas kurang tepat. Lebih tepat menggunakan skema mengambil pelamar dengan nilai ujian tertinggi.

Dia mencontohkan untuk menjaring mahasiswa S2 dan S3 di UI, menggunakan skema passing grade. Jadi yang diterima benar-benar apa adanya. Jika yang lulus passing grade hanya sedikit, maka tetap apa adanya. (jun/wan)


Banyaknya peserta SKD tes CPNS 2018 yang gagal mencapai passing grade berdampak pada banyak formasi yang kosong.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News