Usai Bertanding, Kuda Jepang Peserta Melbourne Cup Ini Tewas

Penunggang ‘Admire Rakti’, yakni Zac Purton, mengatakan, ia sempat mendeteksi ada yang salah pada kuda itu ketika awal-awal pertandingan, dan kemudian sangat berhati-hati memperlakukannya serta berusaha melindungi keselamatannya.
"Saya tahu ia dalam kesulitan ketika ia tidak menarik saya ke balapan padahal jaraknya cukup dekat dari kandang. Jadi saya langsung menenangkannya, keselamatan kuda adalah yang terpenting,” kenang Zac.
Kematian Admire Rakti ini terjadi setelah kematian kuda lain bernama Verema, yang menderita patah tulang kaki depan pada saat Melbourne Cup 2013 berlangsung.
Kelompok pencinta binatang sampaikan protes
Organisasi pencinta binatang ‘RSCPA’ mengeluarkan pernyataan mereka atas kematian Admire Rakti, seraya mengatakan bahwa peristiwa tragis ini adalah ‘peringatan keras’ atas bahaya yang bisa diciptakan olahraga ini pada kuda.
"Sayangnya, cedera dan kematian adalah harga yang harus dibayar para kuda untuk hiburan kita dalam sebuah olahraga yang memberi tekanan kuat pada hewan, agar memacu batas daya tahan mereka," sebut pernyataan itu.
"Acara seperti ini adalah peringatan keras bagi masyarakat akan resiko nyata yang dihadapi kuda terkait dengan ajang pacuan,” sebutnya lagi.
Koalisi untuk Perlindungan Kuda Pacuan mendukung pernyataan tersebut, seraya mengatakan bahwa industri balap perlu mempertimbangkan pelarangan penggunaan cambuk.
Seekor kuda asal Jepang bernama ‘Admire Rakti’, yang merupakan salah satu peserta pacuan kuda terbesar di Australia ‘Melbourne
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan