Utang Budi, Strategi Kubu Prabowo Menyerang Anies Tak Relevan Lagi

Utang Budi, Strategi Kubu Prabowo Menyerang Anies Tak Relevan Lagi
Prabowo Subianto (kiri) dan Anies Baswedan di atas panggung debat capres, Selasa (12/12). Foto/Arsip: Ricardo/JPNN.com

Alumni Carleton University, Canada itu menjelaskan bahwa Anies bisa maju jadi Cagub DKI Jakarta dan menang, itu bukan karena jasa atau budi baik seorang Prabowo saja. Sebab, banyak pihak yang berperan.

Dia lantas menyinggung peran Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Menurut Iswan, bisa dibayangkan bagaimana bila parpol yang kini dipimpin Ahmad Syaikhu tidak mendukung Anies di Pilgub DKI.

"Kalau PKS tidak terlibat dan tidak mendukung misalnya, emang Prabowo dan Gerindra bisa? Emang Anies-Sandi bisa menang? Belum tokoh masyarakat yang lain, tokoh betawi, misalnya.," ujar Iswan.

Belum lagi, katanya, kalau rakyat DKI juga tidak mendukung dan memilih Anies-Sandi, apakah mereka bisa menang dan memimpin ibu kota. Oleh karena itu, Iswan menegaskan utang Anies terbesar adalah kepada warga Jakarta.

"Dan utang itu sudah dilunasinya selama 5 tahun. Mayoritas warga DKI puas dan bangga melihat Jakarta hari ini. Jauh lebih bersih, lebih baik, dan lebih tertata," tutur Iswan.

Kedua, katanya, Partai Gerindra sesungguhnya sudah mendapat balas jasa politik ketika Anies masih memimpin DKI Jakarta, yakni berupa jatah wakil gubernur.

Sebab, kata Iswan, ketika Sandiaga Uno yang masa itu kader Gerindra mundur dari posisi gubernur lantaran tergiur maju jadi Cawapres RI 2019, posisinya masih diisi oleh kader parpol pimpinan Prabowo.

"Siapa yang menggantikan? Bukankah Ariza Patria, dari Gerindra juga. Mestinya, kan, dari PKS, bukan? Tetapi, Anies dan PKS legowo. Berarti lunas!" ujar Nur Iswan.

Nur Iswan menilai strategi komunikasi menagih balas jasa atau narasi utang budi yang dipakai kubu Prabowo menyerang Anies tak relevan lagi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News