Utang RI, Sehat Tapi Boros

Utang RI, Sehat Tapi Boros
Utang RI, Sehat Tapi Boros
JAKARTA - Menjelang pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), kebijakan pembiayaan defisit melalui utang selalu menjadi isu hangat. Apalagi, jika dilihat secara nominal, utang pemerintah Republik Indonesia (RI) terus membengkak tiap tahun.

Ekonom Sustainable Development Indonesia (SDI) Dradjad H. Wibowo mengatakan, sebenarnya, meski secara nominal jumlah utang pemerintah naik, namun jika dilihat dari debt ratio atau rasio nilai utang terhadap produk domestik bruto (PDB), persentasenya justru turun. "Jadi, dari sisi debt ratio, utang kita relatif sehat," ujarnya saat dihubungi Jawa Pos, Minggu (15/8).

Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan menunjukkan, rasio utang pemerintah terus turun. Sempat melonjak hingga 89 persen dari PDB, rasio utang kemudian terus turun hingga menjadi 28 persen. Angka ini masih lebih baik dibandingkan rasio sebelum Indonesia terhempas krisis moneter 1997. Saat itu, rasio utang pemerintah sekitar 38 persen.

Menurut Dradjad, dari kacamata rasio utang, profil utang Indonesia memang membaik karena persentasenya terus turun. "Bahkan, rasio utang kita tergolong sangat rendah dibandingkan negara-negara seperti AS, Jepang dan negara-negara Uni Eropa," katanya.

JAKARTA - Menjelang pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), kebijakan pembiayaan defisit melalui utang selalu menjadi isu hangat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News