Virus Zika Ditemukan Pada Turis Australia yang Pulang Dari Amerika Selatan

Hanya ada sedikit data ilmiah tentang virus Zika dan tak jelas mengapa virus ini mungkin menyebabkan ‘microcephaly’ di Brasil.
Ancaman terhadap Australia harus disikapi serius
Virus ini pertama kali ditemukan pada seekor monyet di hutan Zika dekat Danau Victoria, Uganda, pada tahun 1947, dan menurut sejarah, terjadi di beberapa bagian Afrika, Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik, tetapi biasanya hanya tergolong penyakit ringan.
Profesor Dominic Dwyer, seorang ahli virus dari Rumah Sakit Westmead Sydney, mengatakan, para ilmuwan tak tahu apakah ada nyamuk lain di Australia yang bisa menjadi vektor potensial.
"Ada beberapa orang yang kembali ke Australia yang pernah mengalami infeksi virus Zika," sebutnya.
Ia menerangkan, "Tapi apa yang belum kami miliki adalah bukti dari penyebaran infeksi ini dari satu orang ke orang lain di Australia. Nyamuk pembawa utama virus ini tak ada dalam jumlah besar di Australia, kecuali mungkin di ujung utara Queensland.”
"Tapi kami belum sepenuhnya yakin apakah beberapa nyamuk Australia bisa membawa virus Zika. Jadi saya pikir masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan itu," tambahnya.
Namun, Profesor Dominic mengatakan, resiko yang bisa mengancam Australia harus ditanggapi dengan serius.
Para virolog atau ahli virus di Australia mengatakan, virus Zika yang disebabkan oleh nyamuk -yang terkait dengan kerusakan otak pada ribuan bayi
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS