Wabah Difteri Menjalar, Penjual Terompet Ikut Kena Imbas

Wabah Difteri Menjalar, Penjual Terompet Ikut Kena Imbas
Penjual terompet. Ilustrasi. Foto Ricardo/jpnn

jpnn.com, BEKASI - Sejumlah penjual trompet musiman menjerit lantaran penyakit difteri yang tengah mewabah.

Alhasil tak sedikit masyarakat yang segan membeli terompet yang disebut-sebut sebagai salah satu media penyebaran difteri.

Seorang pedagang terompet yang berjualan di Depan Prima Harapan Bekasi Utara, Panjul (32) misalnya. Dia mengatakan, tahun ini terompet yang dia jual sepi peminat.

Biasanya dia mampu menjual 5 sampai 10 terompet dalam sehari, saat ini dia hanya mampu menjual satu.

“Saya jualan dari 27 Desember sampai malam tahun baru, tapi dari jualan tanggal segitu saya baru dapet Rp 150 ribu, kalo dulu mah bisa sampai Rp 500 ribu,” ujar Panjul, Minggu (31/12).

Menjual dengan banyak varian bentuk trompet, Panjul menbandrol harga dari Rp 5- Rp 35 ribu. Namun lantaran daganganya sepi peminat dirinya akhirnya membanting harga terompet dengan murah.

“Ini sih siasat ajah, kalo memang masih banyak yang belom laku terjual, paling saya jual dengan harga murah,” ucapnya.

Menurutnya, wabah penyakit difteri membuat sejumlah pedagang seperti dirinya gigit jari untuk jualan tahun ini.

Tak sedikit masyarakat yang segan membeli terompet yang disebut-sebut sebagai salah satu media penyebaran difteri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News