Wahyu Aditya,Pemimpin Kantor Kementerian Desain Republik Indonesia
Tak Ingin Omong Doang, Gerakkan Aktivis Militan di Berbagai Negara
Jumat, 27 Agustus 2010 – 07:07 WIB
Adit mengelola KDRI dengan sistem common creative. Artinya, kreativitas publik yang ditanggung bareng-bareng. "Karena itu, saya juga memasang sayembara desain. Hadiahnya Rp 500 ribu plus royalti 10 persen kalau karya desainnya diproduksi dalam kaus," katanya.
Setiap hari Adit menerima sepuluh desain. Jadi, sebulan ada 300 karya yang siap digunakan untuk berbagai kepentingan. "KBRI (Kedutaan Besar RI) di Kanada dan Australia memakai desain KDRI untuk promosi aplikasi visanya. Ada juga perusahaan travel yang pakai logo kami," ujarnya.
Gratis? Adit mengangguk. "Saya memang tidak mengurus hak cipta. Jadi, silakan saja walaupun secara etika kami mohon untuk mencantumkan nama KDRI di bawah logo," katanya.
Karena bersifat terbuka, hasil desain unik KDRI sering dibajak orang. Untuk itulah, Adit merekrut para aktivis "intel" KDRI. "Mereka yang menemukan pembajakan karya kami di lapangan lapor ke situs. Jadi, memang kementerian ini dijaga bersama-sama," ungkapnya.
Dengan mengelola sebuah departemen di dunia maya, Wahyu Aditya mengobarkan nasionalisme baru yang digandrungi ribuan anak muda. Pendiri HelloMotion
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor