Wakil Ketua BPIP Tegaskan Agama dan Pancasila Satu Kesatuan yang Tak Dapat Dipisahkan

Wakil Ketua BPIP Tegaskan Agama dan Pancasila Satu Kesatuan yang Tak Dapat Dipisahkan
Wakil Ketua BPIP Karjono Atmoharsono (tiga dari kiri) saat menyampaikan pidato kunci dalam Seminar Internasional MUI bertajuk Agama, Perdamaian dan Peradaban dengan tema pleno II Perdamaian, Gerakan dan Pendekatan Keagamaan sebagai solusi dalam mengatasi masalah kemanusiaan, krisis lingkungan, konflik internal dan politisasi agama serta ancamanya terhadap perdamaian, Senin (22/5). Foto: Dokumentasi Humas BPIP

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono Atmoharsono menegaskan agama dan Pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.

Penegasan itu disampaikan Karjono mewakili Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi pada Konferensi Internasional Agama, Perdamaian dan Peradaban yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerja sama dengan BPIP, Kementerian Agama, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Rabithah Alam Islami, Senin (22/5).

Wakil Ketua BPIP Tegaskan Agama dan Pancasila Satu Kesatuan yang Tak Dapat Dipisahkan

Wakil Ketua BPIP Karjono Atmoharsono (dua dari kiri) saat hadir dalam Konferensi Internasional Agama, Perdamaian dan Peradaban yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerja sama dengan BPIP, Kementerian Agama, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Rabithah Alam Islami, Senin (22/5). Foto: Dokumentasi Humas BPIP

"Agama bersumber dari wahyu sang Ilahi, wahyu Allah Subhanawataala, Tuhan Yang Maha Kuasa, sedangkan Pancasila merupakan perjanjian luhur bangsa. Dua-duanya berjalan beriringan dan tidak saling bertentangan, kita wajib untuk menjunjung tinggi agama dan Pancasila," kata Karjono.

Saat memberikan pidato kunci dalam Seminar Internasional MUI bertajuk Agama, Perdamaian dan Peradaban dengan tema pleno II Perdamaian, Gerakan dan Pendekatan Keagamaan sebagai solusi dalam mengatasi masalah kemanusiaan, krisis lingkungan, konflik internal dan politisasi agama serta ancamanya terhadap perdamaian, Karjono menyampaikan sekilas sejarah perjuangan bangsa dan perjanjian luhur bangsa.

"Sejarah mulai dari Sumpah Palapa Patih Gajah Mada yang bertekad mempersatukan nusantara. Kemudian Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, bertumpah darah, berbangsa dan berbahasa Indonesia, serta kesepakatan perjanjian luhur bangsa tanggal 18 Agustus 1945," paparnya.

Hal tersebut, kata Karjono, juga tidak terlepas dari sejarah hari lahir Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara harus diketahui asal usulnya oleh bangsa Indonesia dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi.

"Sehingga kelestarian dan kelanggengan Pancasila senantiasa diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," tegasnya.

Masih kata Karjono, dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) yang dipimpin KRT Radjiman Wedyodiningrat yang diselenggarakan pada 29 Mei-1 Juni 1945 dengan agenda membahas tentang dasar negara Indonesia merdeka.

Wakil Ketua BPIP Karjono Atmoharsono menegaskan kita menjunjung tinggi agama dan Pancasila sebagai satu kesatuan yang tak dapar dipisahkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News