Waktu Bayi Kurang Gizi, Saat Remaja Yunita jadi Raksasa

Waktu Bayi Kurang Gizi, Saat Remaja Yunita jadi Raksasa
Mulidia Yunita. Foto: Jawa Pos/JPG

SIDOARJO—Mulidia Yunita tadinya dilahirkan dengan berat badan normal. Yakni, 2,8 kilogram. Namun, gadis 16 tahun itu lantas mengalami masalah tumbuh kembang. Pada usia 7 bulan, berat badan Yunita seperti anak 3 bulan.

''Anaknya kecil saat usia 7 bulan. Berat badan tidak normal. Seperti kurang gizi,'' kata Tumiyatun, ibu Yunita.

Ya, sejak lahir, Yunita memang tidak mau minum air susu ibu (ASI). Meski begitu, nafsu makannya sudah tinggi. Tetapi, pertumbuhannya sangat lambat. Perempuan 39 tahun itu menyatakan, pada usia 7 bulan, Yunita terkena muntaber (muntah dan berak). Dia pun langsung membawa anak pertamanya tersebut ke bidan desa. Yunita diberi obat muntaber.

Namun, hasilnya nihil. Muntaber yang dialami Yunita tidak kunjung sembuh. Hingga akhirnya, dia dirujuk ke RS Siti Hajar.

Saat itu kondisi Yunita sudah sangat parah. Bahkan hingga koma. Tim dokter di rumah sakit tersebut pun memberikan suntikan di kepala Yunita selama tiga hari. Tujuannya, Yunita menangis dan sadar dari koma.

''Anak saya dirawat inap selama seminggu,'' ujarnya.

Tumiyatun mengaku tidak memiliki banyak uang. Suaminya, Padi, adalah tukang becak. Karena itu, dia memutuskan untuk meminta anaknya dirawat jalan. Yunita juga sempat diberi vitamin untuk menunjang pertumbuhan.

 ''Sebenarnya belum sembuh total. Kami minta dirawat inap dan beli obat saja. Sudah tidak ada uang, kami harus cari pinjaman,'' ungkapnya.

Saat masih balita, Yunita terus menjalani pengobatan. Sebab, tumbuh kembang bayi kelahiran 14 Juni 2000 itu sangat lambat. Bahkan, Yunita baru bisa berjalan pada usia 2 tahun lebih 10 bulan. Dan baru bisa berbicara pada usia 4 tahun.

 ''Normalnya kan anak bisa berjalan usia 1 tahunan,'' jelasnya.

Berat badan Yunita mulai normal ketika berusia 4 tahun. Dia pun sempat mengenyam pendidikan TK dan MI di Desa Grinting, Kecamatan Tulangan.

''Pertumbuhan anak saya mulai bagus. Gemuk, tetapi terlihat sehat,'' katanya.

Tumiyatun menuturkan, nafsu makan Yunita memang tinggi. Namun, dia masih bisa menjaga porsi makan Yunita saat berusia 4-10 tahun. Setiap hari Yunita makan seperti anak normal lainnya. Yakni, tiga kali dalam sehari. ''Saya sendiri yang meladeni Yunita,'' ujarnya.

Berat badan Yunita mulai terlihat membesar ketika duduk di bangku kelas III MI. Nafsu makan yang begitu besar tidak bisa terkontrol.

Dalam sehari, Yunita bisa makan lebih dari tiga kali. Bahkan lima kali. Tumiyatun pun semakin sulit mengontrol pola makan anaknya tersebut.

''Saya siapkan makan tiga kali sehari. Tetapi, Yunita masih nyolong-nyolong (mencuri) makanan di dapur dan lemari es,'' ungkapnya.

Dalam sehari, lanjut dia, Yunita juga harus sering ngemil. Bahkan, Yunita suka menyetok camilan dan disembunyikan di bawah bantal. Itu pun di luar sepengetahuan orang tuanya.

SIDOARJO—Mulidia Yunita tadinya dilahirkan dengan berat badan normal. Yakni, 2,8 kilogram. Namun, gadis 16 tahun itu lantas mengalami masalah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News