Wamen LHK: Solusi Banjir Kalsel Komprehensif dan Terintegrasi

Wamen LHK: Solusi Banjir Kalsel Komprehensif dan Terintegrasi
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong. Foto: KLHK

Pengembangan sistem peringatan dini banjir dan Langkah-langkah mitigasi jangka pendek, menengah dan panjang.

“Bahkan langkah yang darurat  juga harus dibahas dan segara dilaksanakan untuk mengatasi dampak banjir,” kata Alue Dohong.

Rekayasa Vegetatif dan Rekayasa Engineering

Dua aspek rekayasa dalam pemulihan dampak banjir Kalsel sangat penting saling mendukung yakni rekayasa vegetatif dan rekayasa engineering. Bila keduanya dapat dilaksanakan  bersamaan, meskipun penyelesaiannya butuh waktu yang tidak sama, dalam jangka panjang akan memulihkan lingkungan terdampak.

Rekayasa vegetatif rehabilitasi hutan dan lahan pada lahan kritis dengan mempertimbangkan lokasi banjir dan longsor serta proposional tutupan vegetasi pada segmen-segmen sungai yang kritis.

Selain itu penanaman atau penggantian tanaman pada daerah sempadan sungai yang berada di perkebunan (perkebunan sawit).

“Selama ini kerja sama dengan pihak yang memperoleh hak pinjam pakai kawasan hutan, mereka punya kewajiban untuk menanam di DAS krtisi, tetapi di lapangan baru sekitar 60 persen berjalan, 40 persen lagi harus terus diingatkan,” kata Wamen LHK lagi.

Sedangkan rekayasa engineering pembangunan untuk bangunan konservasi tanah dan air pada daerah dengan tingkat erosi tinggi. Selain itu pengurangan pasokan limpasan air dari hulu/pembangunan waduk, dam dan bendungan pada tipe daerah tangkapan air yang luas.

Selama ini kerja sama dengan pihak yang memperoleh hak pinjam pakai kawasan hutan, mereka punya kewajiban untuk menanam di DAS krtisi, tetapi di lapangan baru sekitar 60 persen berjalan, 40 persen lagi harus terus diingatkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News