Wamendes Budi Arie: Jangan Biarkan Desa Tanggung Risiko

Wamendes Budi Arie: Jangan Biarkan Desa Tanggung Risiko
Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi. Foto: Humas Kemendes PDTT

jpnn.com, JAKARTA - Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi mengatakan, wabah COVID-19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia, sebentar lagi akan memasuki fase yang krusial, khususnya saat Hari Raya Idul Fitri.

Menurutnya, mudik menjelang hari Raya Idul Fitri merupakan peristiwa sosio kultural yang sudah menjadi tradisi di Indonesia. Hal tersebut karena nilai-nilai kekeluargaan dan kekerabatan yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.

Oleh sebab itu, Mendes PDTT sudah meminta seluruh desa untuk menyiapkan berbagai protokol untuk menerima para pemudik. "Relawan desa sudah dibentuk dan bekerja untuk mengantisipasi penyebaran wabah Corona. Tapi menurut hemat kami terlalu beresiko membiarkan desa menerima arus mudik," kata Wamendes Budi Arie.

"Ini bukan soal siap atau tidak siap. Ini soal risiko yang harus menjadi beban desa. Jika tahun lalu ada sekitar 20 juta pemudik. Dengan asumsi sebagian besar mudik ke Pulau Jawa maka setiap desa di Jawa harus menanggung rata- rata 1200 - 1300 pemudik di momen itu. Tentu ini beban yang berat," sambung Budi menjelaskan.

Diketahui, jumlah desa di pulau Jawa di Luar Jakarta berjumlah total 15.470 desa dengan rincian Banten 1237 desa , Jawa Barat 5311 desa, Jawa Tengah 7808 desa, FIY 391 desa dan Jawa Timur 7723 desa.

"Jadi selain desa harus dilindungi dari para pemudik. Beban desa juga harus di-manage dengan jumlah yang rasional dan masuk akal. Mitigasi resiko harus akurat. Jangan biarkan desa menerima beban di luar kemampuannya. Jangan biarkan desa menanggung resiko," pungkas Budi.(ikl/jpnn)

Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi mengatakan, desa harus dilindungi dari pemudik dan jangan menambah beban di luar kemampuan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News