Wang Semah

Oleh: Dahlan Iskan

Wang Semah
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

"Sudah berapa lama ikan ini dipelihara di kolam ini?"

Baca Juga:

"Sudah 1,5 tahun," ujar Fuad Fudoli, kepala balai. Fuad sarjana perikanan lulusan Sekolah Tinggi Perikanan Pasar Minggu. Aslinya Majalengka. Istrinya melayu Kalbar.

Saya pun manggut-manggut. Pantas diperlukan 6 tahun untuk bisa menjadi 1,5 meter.

Di kolam 1,5 tahun itu ikannya masih kecil-kecil. Belum sampai 10 cm. Sehari diberi makan pelet 4 kali.

Ikannya agresif. Begitu dilempari pelet langsung berlompatan sigap. Riuh. Air menciprat ke baju saya. Mungkin itulah –ini tidak ilmiah– yang membuat rasanya enak. Ikannya banyak gerak. Tidak mudah gembrot.

Baru sekali ini Semah diteliti. Sampai hari ini Semah belum bisa dipijahkan. Belum ada yang tahu bagaimana cara mengawinkannya. Semua masih alami.

"Membedakan mana yang jantan dan betina saja belum bisa," ujar Fuad.

Mungkin setelah Semah bisa kawin, Fuad akan pensiun. Sebentar lagi. Atau bisa jadi kawinnya masih lama. Umur 1,5 tahun saja masih kelihatan ABG. Belum ingin kawin.

INI ada 1.000 Wang Puliau alias Ikan Semah. Saya kaget. Saya pernah memakannya bulan lalu di Surabaya. Satu ekor Rp 6 juta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News